Sabtu, 11 Oktober 2025 pukul 18.00 saya dan ratusan pengunjung lainnya sudah mengantre di gerbang utama Taman Margasatwa Ragunan di Jl. Harsono RM, Jakarta Selatan.
Program baru bertajuk Night at Ragunan Zoo itu menawarkan pengalaman baru wisata malam mulai pukul 18.00 hingga pukul 22.00 setiap Sabtu.
Dengan harga tiket yang terjangkau--Rp4.000 untuk dewasa dan Rp3.000 untuk anak-anak--seolah memberi tahu kita bahwa pengalaman malam bukan kemewahan, melainkan hak bagi setiap warga.
Ya, malam itu saya tiba di Ragunan dengan perasaan seperti tokoh fabel yang kembali ke hutan lama: ragu, ingin tahu, dan setengah percaya bahwa satwa-satwa itu juga sedang memperhatikan.
Inisiatif wisata malam ini datang dari gagasan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, yang ingin merawat Ragunan sebagai ruang publik yang hidup di siang dan malam. Peluncuran awal pada 11 Oktober tercatat sebagai uji coba yang mendapat antusiasme besar dari warga.Â
Kompas.com (11/10/22025) bahkan mencatat jumlah pengunjung mencapai 3.713 orang yang sengaja datang untuk melihat sisi lain kebun binatang yang selama ini kita kenal sebagai ruang siang.
Malam itu setidaknya halaman parkir Ragunan mencatat ada 318 unit mobil, 651 unit, dan 39 unit sepeda. Sebuah capaian yang cukup menggembirakkan bagi kebun binatang yang sudah berdiri sejak 22 Juni 1966. Diresmikkan oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin.
Dalam praktiknya penyelenggara wisata malam Ragunan mengkombinasikan opsi keliling dengan buggy car bertarif Rp250.000 per jam untuk lima orang dan jadwal feeding show untuk satwa nokturnal, memberi unsur edukasi sekaligus rekreasi.
Pengalaman Pribadi