Saya tegaskan sejak awal tulisan. Saya bukan komisaris di perusahaan negara, bukan pejabat tinggi di pemerintahan Presiden Prabowo, bukan pula pengurus partai politik atau tenaga ahli presiden.
Saya hanyalah rakyat biasa yang berusaha membaca dengan jernih apa yang sedang terjadi di negeri ini. Apa yang sudah dikerjakan Presiden Prabowo di hampir setahun usia pemerintahannya.
Saya berupaya untuk adil sejak dalam pikiran dan manifestasi tindakan. Meski saya mengalami banyak perilaku yang tidak adil. Saya berusaha untuk menulis apa adanya tanpa mengada-ada. Kejujuran Adalah soko guru dalam penulisan.
Di satu sisi, saya melihat ada program-program kerakyatan yang benar-benar menyentuh kebutuhan dasar rakyat.
Di sisi lain, saya tetap ingin menjaga daya kritis, agar tidak larut dalam euforia yang bisa menutup mata pada persoalan nyata yang masih harus dibereskan.
Dibongkar di Era Prabowo
Hari-hari ini publik mulai membuka mata terhadap betapa dalam dan parahnya perilaku di luar nalar kemanusiaan sebagian pejabat dan aktor yang seharusnya menjaga kepentingan rakyat.
Kita mendengar istilah pagar laut yang ternyata hanya kedok untuk monopoli, bensin oplosan yang mencederai keselamatan rakyat, beras oplosan yang merugikan jutaan keluarga kecil.
Tak sampai di situ, bahkan pemerasan sertifikat K3 yang memperlihatkan betapa sistem di negeri ini sering dijadikan ladang pemerasan.
Kalau kita mau jujur, semua itu terkuak setelah Prabowo memutuskan untuk membongkar praktik kotor yang bertahun-tahun dibiarkan mengakar.