Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Peneliti Senior Swarna Dwipa Institute (SDI)

Sosialisme Indonesia. Secangkir kopi. Buku. Puncak gunung. "Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik" [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Di Balik Cerita Bisnis Pengolah Limbah Milik Paman

24 Juli 2025   14:28 Diperbarui: 24 Juli 2025   14:28 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bisnis keluarga. (Foto: Bisnis.com)

Bekerja di bisnis milik saudara bukanlah praktik yang salah secara inheren, tetapi menyimpan risiko konflik peran, beban emosional, dan penurunan kualitas pengambilan keputusan.

Untuk profesional yang menjunjung tinggi etika organisasi, integritas struktural, dan sistem merit, pilihan untuk menjauh dari bisnis keluarga adalah bentuk self-awareness yang sehat.

Referensi:

  • Drucker, P. F. (1954). The Practice of Management. Harper & Row.
  • Fiske, S. T., & Taylor, S. E. (1984). Social Cognition. Addison-Wesley.
  • Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, 3(4), 305--360.
  • Katz, D., & Kahn, R. L. (1978). The Social Psychology of Organizations (2nd ed.). Wiley.
  • Parsons, T. (1951). The Social System. Routledge.
  • Sharma, P. (2004). An Overview of the Field of Family Business Studies: Current Status and Directions for the Future. Family Business Review, 17(1), 1--36.
  • Miller, D., Le BretonMiller, I., Lester, R. H., & Cannella Jr., A. A. (2007). Are family firms really superior performers?. Journal of Corporate Finance, 13(5), 829-858.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun