Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Pegiat Sosial⎮Penulis⎮Peneliti

Sosialisme Indonesia. Secangkir kopi. Buku. Puncak gunung. "Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik" [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Di Balik Kebijakan KEK Sanur dan BIH

1 Juli 2025   06:00 Diperbarui: 1 Juli 2025   00:03 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Prabowo Subianto meresmikan KEK Sanur dan Bali International Hospital (BIH) di Kota Denpasar, 25 Juni 2025. (Foto: BPMI Setpres)

Analisis Kebijakan KEK Sanur dan BIH

Sebuah penelitian menarik datang dari Lunt et al. (2011) menyatakan bahwa pasien mencari akses cepat, teknologi tinggi, dan biaya terkontrol--biasanya di luar negeri. Indonesia perlu menjawab tantangan ini dengan strategi kebijakan yang tepat.

Selain itu, investasi infrastruktur kesehatan (RS, KEK) harus berkemampuan dalam mengurangi aliran dana keluar (devisa) dan mendorong multiplier ekonomi lokal.

Untuk menjawab situasi strategis tersebut, melalui peresmian KEK Kesehatan Sanur dan Bali International Hospital (BIH), Presiden Prabowo menjalankan dua strategi utama.

1. Strategi Pengurangan Medical Tourism:

  • Pusat Layanan Unggulan: BIH menyediakan lima Centers of Excellence (Cardiology, Oncology, Neurology, Gastroenterology & Hepatology, Orthopedic) dengan teknologi mutakhir dan kolaborasi global (Singapura, Australia, Jepang).
  • Efisiensi Biaya: Fasilitas berkapasitas 255 tempat tidur ini dirancang menawarkan harga kompetitif, mengurangi insentif WNI berobat ke luar negeri.
  • Dampak Ekonomi: KEK Sanur berpotensi menahan kebocoran devisa dengan mengalihkan 30-40% medical tourism WNI ke dalam negeri, berdasarkan kapasitas BIH dan kemitraan global.

2. Integrasi dengan Kebijakan Nasional:

  • Pemerataan Layanan: Kebijakan ini memperkuat roadmap Kemenkes dalam membangun 66 rumah sakit rujukan, sekaligus menjawab kritik Jokowi (2024) tentang ketergantungan impor alat kesehatan.
  • Sustainable Health Ecosystem: KEK Sanur mengadopsi filosofi "layanan internasional berbasis kearifan lokal", menggabungkan standar global dengan budaya Bali untuk menarik pasien domestik dan mancanegara.
  • Proyeksi BIH dan KEK meliputi desa wisata, UMKM, dan taman obat; memperkuat ekonomi lokal dan menyerap 18.375 tenaga kerja hingga 2045 serta potensi devisa Rp19,6 triliun.

Dengan demikian, diharapkan KEK ini dapat menggantikan destinasi seperti Singapura dan Malaysia, yang selama ini menyedot Rp150-200 triliun per tahun.

Kelemahan & Tantangan

Selain potensi yang dapat diraih, terdapat beberapa kelemahan dan tantangan yang harus diperhatikan secara serius oleh pemerintah.

  • Persepsi kualitas: masyarakat masih memandang RS luar negeri unggul--perlu waktu membalik persepsi melalui bukti klinis dan kemampuan SDM.
  • Akreditasi & Standarisasi: kepastian akreditasi internasional dan sertifikasi profesional sangat penting untuk membangun kepercayaan.
  • Aksesibilitas biaya: BIH kemungkinan berbiaya tinggi--tarif perlu kompetitif agar mampu menarik pasien menengah.
  • Konektivitas internasional: jaringan referal dan diplomasi kesehatan harus dibangun agar BIH dikenal calon pasien asing.

Rekomendasi Kebijakan

Berdasarkan analisis potensi dan tantangan, beberapa rekomendasi dapat diusulkan di sini:

  1. Transparansi dan Publikasi Outcome
    • Laporkan outcome klinis BIH vs rumah sakit top regional untuk membangun reputasi.
  2. Subsidi dan Skema Pembiayaan
    • Kerjasama BPJS atau asuransi untuk menurunkan tarif pasien dalam negeri.
  3. Peningkatan Kompetensi SDM
    • Pelatihan dan sertifikasi internasional, rekrut tenaga medis unggul.
  4. Pemasaran dan Diplomasi Kesehatan
    • Kampanye ke diaspora dan negara tetangga; promo medical-wellness.
  5. Evaluasi dan Monitoring Kebijakan
    • Lakukan evaluasi berkala jumlah pasien asing & domestik; target deviasi pengobatan luar negeri.

Kesimpulan

KEK Sanur dan BIH merepresentasikan terobosan kebijakan kesehatan yang mengintegrasikan pendekatan supply-side (peningkatan layanan) dan demand-side (pengurangan medical tourism).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun