Konsep ini sangat penting dalam konteks museum di Indonesia yang sering kali dianggap kuno dan kurang menarik bagi generasi muda.
Dengan mengadopsi pendekatan ini, diharapkan museum dapat menarik lebih banyak pengunjung dan meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pelestarian budaya.
Kesimpulan
Museum harus berubah atau punah. Gen Z dan Milenial bukan anti-sejarah--tapi mereka butuh pengalaman yang fun, relevan, dan shareable.
Kalau museum mau bertahan, mereka harus berani keluar dari zona nyaman dan beradaptasi dengan selera generasi sekarang.
Agar tetap relevan dan menarik bagi Gen Z dan Milenial, museum perlu beradaptasi dengan preferensi dan kebiasaan mereka.
Intinya:Â Anak-anak muda bukan anti-museum--mereka cuma butuh alasan kuat buat dateng. Dengan kombinasi teknologi, harga fleksibel, dan konten relevan, museum bisa jadi tempat "nongkrong" yang edukatif plus instagrammable!
Jadi, kapan terakhir kali kamu ke museum? Kalau museumnya boring, yaudah... gantiin aja jadi kafe! He he he...Tapi kalau museumnya keren, pasti bakal ramai Gen Z & Milenial!
Referensi:
1. Falk, J.H., & Dierking, L.D. (2016). The Museum Experience Revisited. Routledge.
2. Hein, G.E. (2002). Learning in the Museum. Routledge.