Mohon tunggu...
Tino Rahardian
Tino Rahardian Mohon Tunggu... Peneliti Senior Swarna Dwipa Institute (SDI)

Sosialisme Indonesia. Secangkir kopi. Buku. Puncak gunung. "Jika takdir menghendakimu kalah, berikanlah dia perlawanan yang terbaik" [William McFee].

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Dulu Otoriter, Kini Sharenting: Bagaimana Pola Asuh Ideal di Era Digital?

8 Februari 2025   17:08 Diperbarui: 8 Februari 2025   17:20 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gaya parenting yang bikin anak menjadi kuat dan tangguh (Foto: Pexels/Gustavo Fring via Kompas.com)

Saya adalah seorang ayah Gen X yang memiliki anak Gen Z. Dulu, saya diasuh oleh orang tua dari generasi baby boomers. Dari sanalah saya memperoleh sebagian referensi dan pemahaman tentang pola asuh anak. 

Artikel ini tidak memiliki otoritas untuk menentukan yang benar dan salah. Saya sekadar berbagi, sebagai sesama orang tua yang sedang menjalani kehidupan di era digital ini.

Pola asuh zaman dulu, saya dan Anda mungkin sudah mafhum, dicirikan oleh pendekatan otoriter. Orang tua bertindak sebagai figur yang harus dihormati dan dipatuhi tanpa banyak tanya.

Jika sudah waktunya tidur siang, saya pasti menuruti tanpa berani protes apalagi bertanya kritis "Apa gunanya tidur siang?".

Disiplin ketat, hukuman fisik, dan ekspektasi tinggi terhadap anak menjadi ciri khas pengasuhan ini.

Begitulah yang saya alami, Bagaimana dengan Anda? Silakan beri komentar di kolom bawah.  

Teori behaviorisme (Skinner, 1953) mendukung pendekatan "garis keras" ini dengan menekankan pentingnya penguatan (reinforcement) dan hukuman (punishment) dalam membentuk perilaku anak.

Namun, pola asuh otoriter sering kali mengabaikan kebutuhan emosional anak, yang dapat berdampak negatif pada perkembangan psikologisnya (Baumrind, 1966).

Pola Asuh Modern: Demokratis dan Partisipatif

Zaman bergerak dan berubah. Di era modern, di mana selasar media sosial penuh sesak dengan "anak skena" yang suka "split bill", pola asuh bergeser ke arah yang lebih demokratis dan partisipatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun