Mohon tunggu...
Rahadian Kafi
Rahadian Kafi Mohon Tunggu... S1 Manajemen Logistik, Pecinta Buku Sejarah, dan Gemar Membuat Puisi ataupun Cerpen

Pecinta buku yang bertema Sejarah, Ekonomi, Logistik Supply Chain, dan Pengembangan diri. Gemar menjelajahi Coffee shop, toko buku, dan tempat yang mengukir sejarah. Mengarang puisi dan cerpen menjadi hobi sejak di bangku sekolah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lima Jalan Menjaga Jiwa Dan Raga

17 September 2025   01:05 Diperbarui: 17 September 2025   01:05 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dikutip dari buku Tasawuf Modern karangan oleh Prof. Hamka  

            Dalam dunia yang semakin bising dan cepat, hikmah nasihat yang di tulis Prof. Hamka tentang kesehatan jiwa dan badan dalam Tasawuf Modern menjadi lentera pembelajaran yang bisa menuntun kita lebih memahami makna Kesehatan yang ada di jiwa dan badan kita.

Kesehatan jiwa dan badan (raga) adalah bagian dari sebab-sebab dari kebahagian. Bila ada yang kurang dari satu perihal tersebut, pasti ada unsur kebahagian yang terambil baik sadar maupun tidak disadari. Kalau jiwa sehat, dengan sendirinya memancarlah bayangan Kesehatan itu kepada mata, dari sana memancar Nur yang gemilang, timbul dari sukma yang tiada sakit. Demikian juga Kesehatan badan, membukakan pikiran, mencerdaskan akal, meyebabkan juga kebersihan jiwa. Kalau jiwa sakit, misalnya seperti marah, penyakit duka, penyakit kesal, terus dia membayang kepada badan kasar, dari semua perihal itu bisa menimbulkan sisi negative pada tubuh seperti gemetar, akal sulit berpikir dalam mengambil keputusan sehingga dapat menimbulkan perilaku yang tidak terpuji.

            Karena itu hendaklah mengenal sebab-sebab penyakit itu dan mengetahui cara mengatasinnya. Terdapat 5 cara untuk mengatasi penyakit jiwa dan raga agar hati tetap terfokus dan terkendali sehingga dapat membimbing dengan Langkah yang bijak:

  • Bergaul dengan orang Budiman

Pergaulan mempengaruhi didikan yang terprogram menuju otak, dan otak akan membentuk kepercayaan dan keyakinan dalam proses berpikir. Oleh karena itu untuk menjaga kebersihan jiwa, hendaklah bergaul dengan orang-orang yang berbudi (berahlak baik), orang yang bisa menjadi contoh bagaimana cara berahlak mulia. Kebahagiaan dalam pergaulan tidak akan diraih jika hanya dengan kesanggupan memberi tapi tidak mau menerima. Jangan hanya berani memberi nasihat, tetapi berat menerima nasihat dan jangan hanya mempelajari tetapi berat mengerjakan atau mencoba.

  • Membiasakan Pekerjaan Berpikir

Untuk menjaga Kesehatan jiwa, asahlah otak setiap hari, walau latihan hanya dari hal-hal yang kecil (ringan) sekalipun. Otak harus selalu diasah dan diperbarui. Jika otak lalai digunakan untuk berpikir, maka kekuatan berpikir akan melemah seiring berjalannya waktu. Demikianlah hubungan antara ilmu dengan berpikir, janganlah enggan seorang yang sudah berilmu untuk terus menambah ilmunya, sebab ilmu ibarat laksana lautan, bertambah diselami bertemulah barang-barang ajaib yang belum pernah dilihat dan didengar (penemuan-penemuan baru yang berharga dan bermanfaat untuk kebaikan kehidupan).

  • Menjaga Syahwat dan Kemarahan

Supaya batin sehat, hendaklah selalu semampunya menjaga hati dan jangan sampai terpengaruh oleh kekuatan Syahwat dan Amarah. Manusia banyak yang berpikir atau berkhayal kedunia syahwat yang berdampak mempengaruhi jiwanya sehingga  mempengaruhi pikiran logis yang akhirnya berdampak pada Tindakan yang ceroboh. Begitu halnya juga dengan amarah, karena marah ibarat api yang membakar kayu kalau di biarkan maka kobaran api akan semakin besar, semakin di tekan oleh nafsu maka akan semakin meningkatnya amarah dan akhirnya memberikan dampak yang buruk bagi diri sendiri maupun orang lain. Supaya nafsu batin terpelihara, hendaklah orang berjuang menyingkirkan perangai yang buruk. Pergaulan yang baik menjadi syarat utama di dalam membentuk karakteristik batin, dan beribadah yang khusyuk dan memohon kepada Allah adalah langkah yang paling bijak dan sempurna. Karena hanya Allah lah yang paling mampu membolak-balikan hati dan menjaganya untuk orang-orang yang di cintai-Nya.

  • Tadbir, Menimbang sebelum Mengerjakan (Bekerja dengan Teratur)

Sebelum masuk kepada suatu pekerjaan atau melakukan tindakan, hendaklah timbang dahulu manfaat, mudharatnya, akibat, serta natijahnya (hasil). Jika manusia lalai dengan perihal ini akan berdampak buruk atau banyak mendapatkan kesiasiaan dalam hidupnya, banyak waktu yang terbuang, umur yang terbuang sia-sia, dan pengalaman yang harusnya di ambil ilmunya malah terbengkalai. Tetapi seorang yang akil Budiman (menggunakan akal sebaik-baiknya), akan selalu menggunkan tadbir atau menimbang sebelum mengerjakan sesuatu yang akan dilaksanakannya.

  • Menyelidiki Aib Diri Sendiri

Setiap orang takut cacat akan dirinya (Aib). Di sini nyata bahwa manusia tidak ingin cacat dirinya terlihat oleh orang lain karena hal itu bisa menjadikan dirinya rendah dalam pandangan manusia. Ada Komandan Militer era Sassaniyah Persia abad ke-7 bernama Jalinus At-Thabib berkata “Karena semua manusia cinta akan dirinya, tersembunyilah baginya aib diri itu (menyembunyikan aibnya). Tidak kelihatan olehnya walaupun nyata. Kecil di pandangnya walaupun bagaimana besarnya”. Kata-kata Jalinus At-Thabib ini mengingatkan kita bahwa mengenali aib bukanlah kelemahan, melainkan awal dari kebijaksanaan. Jalinus memberikan kata-kata hikmah supaya kita tahu akan cacat diri. Oleh karena itu berusahalah mempunyai seorang teman yang sanggup menasihati jika kita melakukan perbuatan yang tercela. Maka karena itu jangalah kita tertawa melihat Aib (kelemahan/kejatuhan) orang lain, tetapi bersyukurlah kepada Tuhan (Allah Swt) karena kita tidak tejatuh di hal sama dan jadiknalah itu Pelajaran yang berharga agar kita selalu ingat bahwa perilaku buruk tersebut bisa jadi kita akan terjerumus pula suatu saat ini bila tidak di renungkan.

Itulah 5 penting yang bisa kita ambil hikmahnya dan menjadi Pelajaran berarti. Memang seakan simple atau mudah, tetapi selalu bersiaplah dan ingtalah selalu 5 hal penting tersebut. Karena mempelajari dan menerapkan bisa menjadi dua hal yang berbeda saat di laksanakan, bila kita tidak mampu menyeimbangkan dari dua unsur tersebut. Semoga 5 hal tersebut menjadi sedikit Pelajaran atau nasihat untuk kita semua termasuk penulis sendiri tentang menjaga jiwa dan fisik kita masing-masing. Lima langkah ini bukan sekadar teori, melainkan jalan pembelajaran menuju keseimbangan batin dan jasmani. Semoga kita semua, termasuk penulis, senantiasa diberi kekuatan untuk menapakinya dengan ikhlas dan istiqamah.

(Sumber: Buku: Tasawuf Modern, Karya: Prof. Hamka, Penerbit: Republika)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun