Mohon tunggu...
Rachmat PY
Rachmat PY Mohon Tunggu... Penulis - Traveler l Madyanger l Fiksianer - #TravelerMadyanger

BEST IN FICTION 2014 Kompasiana Akun Lain: https://kompasiana.com/rahab [FIKSI] https://kompasiana.com/bozzmadyang [KULINER] -l Email: rpudiyanto2@gmail.com l IG @rachmatpy @rahabganendra

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Membangun LRT, Menyongsong Peradaban Baru

20 Februari 2019   22:25 Diperbarui: 20 Februari 2019   22:25 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proyek LRT Jakarta (Foto: Humas Ditjen Perkeretaapian Kemenhub)

Kapasitas sebanyak itu ditopang lagi dengan headway  LRT yang singkat. Seperti dijelaskan Iwan Eka  selaku Vice President PMO Operation LRT Jabodebek, semisal dari Cibubur -- Cawang hanya 6 menit. Cawang - Bekasi 6 menit. Cawang - Dukuh Atas cuma 3 menit.  

"Ketinggalan kereta, jangan khawatir," kata Iwan Eka.

Persinyalan seperti itulah yang memungkinkan daya angkut lebih banyak. Satu rangkaian kereta ada 6 gerbong. Normal mampu 740 orang. Penumpukan bisa 1000 orang.  

Tata Kota Peradaban Baru

Transportasi massal  selalu berhubungan dengan kota yang padat penduduknya. Kemacetan menjadi masalah utama, sementara kualitas terkadang dibawah rata-rata. Tata kota menjadi penting.

Pengamat Transportasi Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno menyebutkan bahwa tata kota adalah membangun peradaban baru, dimana perilaku warganya berubah. Peralihan dari penggunaan transportasi pribadi ke transportasi publik.  Menurutnya LRT Jabodebek diperlukan untuk membangun sistem, membangun peradaban. Bukan sekadar atasi kemacetan saja.

Hal itu ditajamkan lagi oleh Nirwono Joga  bahwa harus dilakukan membenahi kota. Joga menjelaskan tentang TOC (Transit, Oriented, Community), basisnya pembangunan pusat kota terpadu. Habit sehari-hari berjalan kaki atau naik sepeda, seperti ke pasar, sekolah, kantor.  Ongkos transportasi ditekan. Baru setelah butuh rapat, keluar dari kota, memakai moda transportasi massal.

Jadi menghidupkan kembali kawasan pusat kota, pemukiman di pusat kota. Lokasi strategis, bangunan hunian vertical, flat, kondominium dan semua kebutuhan sehari-hari ada disitu. Joga mengandaikan bahwa desain Stasiun LRT terhubung dengan MRT (Mass Rapid Transit) di bawah.  

Joga  menyarankan agar semua orang bisa terakses, sebaiknya bisa terintegrasi dengan  gedung perkantoran.  Juga di sepanjang koridor pemabangunan transportasi harus mengembangkan kawasan yang dilewati.

Suasana acara Focus Grup Discussion (FGD) Pembangunan LRT Jabodebek dan Sumsel Untuk Siapa? yang diselenggarakan oleh Harian Warta Kota di Gedung Kompas Gramedia, Jalan Palmerah Barat, Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (13/2/2019). (Foto Ganendra)
Suasana acara Focus Grup Discussion (FGD) Pembangunan LRT Jabodebek dan Sumsel Untuk Siapa? yang diselenggarakan oleh Harian Warta Kota di Gedung Kompas Gramedia, Jalan Palmerah Barat, Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (13/2/2019). (Foto Ganendra)
Welfie bareng Pak Zulfikri di acara Focus Grup Discussion (FGD) Pembangunan LRT Jabodebek dan Sumsel Untuk Siapa? yang diselenggarakan oleh Harian Warta Kota di Gedung Kompas Gramedia, Jalan Palmerah Barat, Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (13/2/2019). (Foto Ganendra)
Welfie bareng Pak Zulfikri di acara Focus Grup Discussion (FGD) Pembangunan LRT Jabodebek dan Sumsel Untuk Siapa? yang diselenggarakan oleh Harian Warta Kota di Gedung Kompas Gramedia, Jalan Palmerah Barat, Palmerah, Jakarta Barat, Rabu (13/2/2019). (Foto Ganendra)
Sharing Bermanfaat di Acara Focus Grup Discussion Pembangunan LRT Jabodebek dan Sumsel untuk Siapa?

Pemaparan dari para narasumber yang hadir sangat bermanfaat. Menariknya lagi adalah saran dari seorang kompasianer, Pak Dian Kelana, yang menyoroti soal sarana prasarana Stasiun LRT bagi kaum disabilitas.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun