Malam itu, ketika semua lilin aroma terapi menyala di ruang tamu keluarga yang jarang bersuara, terasa betapa indahnya kesunyian yang saling dipahami. Tak ada yang saling memaksa bicara, tak ada tanya-tanya basa-basi. Yang ada hanya hadir, dan merasa cukup.
Dan Bu Rani, duduk di sofa empuknya yang baru dicicil 12 bulan, mulai bertanya-tanya: kenapa validasi dari luar terasa begitu kosong?
Tapi tentu saja, besok pagi dia tetap menyapu halaman dengan daster motif baru. Karena buatnya, yang penting kelihatan sibuk dan "terlibat."
Asmara memang harus dikalibrasi.
Tapi kebodohan sosial, jangan ditularkan.
Guyub itu bukan berarti cerewet. Kadang, diam justru cara terbaik menunjukkan bahwa kita peduli... untuk tidak ikut campur.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI