Mohon tunggu...
Muhammad Rafly
Muhammad Rafly Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Saya merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi tahun akhir di Universitas Andalas.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Social Experiment tentang Persepsi Masyarakat Mengenai Trend Fashion Androgini di Kota Padang

2 September 2022   17:15 Diperbarui: 2 September 2022   17:23 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Akibatnya seorang androgini dapat mengalami berbagai bentuk-bentuk diskriminasi di lingkungan sosial masyarakat karena perbuatan ini dianggap menyimpang yakni berbeda dan melanggar norma-norma peran gender ideal (Garnets & Pleck, 1979). Sebagian dari masyarakat Indonesia hanya mengakui dan mengetahui gender laki-laki yang adalah maskulin serta gender perempuan  adalah feminin dan diluar dari kedua gender tersebut merupakan sesuatu yang masih tabu bahkan dianggap hal yang menyimpang.

Dalam UndangUndang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan di Indonesia pada pasal 1 menyatakan dengan jelas bahwa perkawinan yang diakui adalah antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan. 

Sterotip mengenai gender dapat dilihat melalui tampilan fisik dan psikologinya. Identifikasi penampilan laki-laki cenderung ditonjolkan dalam aspek kekuatan fisik, yaitu memiliki tubuh atletis berotot, tubuh yang kuat, terampil, tidak memakai make up, gesit, berambut pendek, dan tidak mengenakan perhiasan. 

Sedangkan tampilan fisik perempuan digambarkan cantik, berambut panjang, memakai make up, langsing, dan kulit halus (Rendra, 2006: 41-66). 3 Perempuan dianggap bijaksana, sensitif, dan dapat mengasuh, sedangkan laki-laki dianggap agresif, kaku dan dominan. Hal ini menjelaskan konstruksi sosial peran gender di masyarakat harus sesuai karakteristik biologis (Meutia Nauly, 2002 :23).

Pada eksperimen kali ini, penulis mendapati di Kota Padang dapat dikatakan masih banyak masyarakat yang belum memahami tentang definisi dan pemahaman tentang androgini, sehingga beberapa trend androgini seperti di dalam fashion masih dianggap aneh dan tabu bagi beberapa masyarakat, bahkan beberapa masyarakat masih menganggap androgini identik dengan banci dan tomboy, padahal seperti yang telah dipelajari androgini ini sendiri merupakan pembagian peran yang sama tinggi antara maskulin dan feminim. Jadi merupakan tantangan sendiri bagi trandsetter dan pencinta fashion androgini dalam menghadirkan trend androgini di tengah masyarakat kota padang.

Terkait motif menjadi androgini di tengah masyarakat Kota Padang, penulis mendapati motif seseorang untuk menjadi androgini diaantaranya adalah because motive yang berupa rasa nyaman, dan ingin tampil beda dengan yang lain, tentu hal ini pasti menimbulkan pro dan kontra di masyarakat, karena masyarakat sendiri ada yang dapat menerima perbedaan dan ada yang tidak, terlebih jika masalah fashion Kota Padang masih belum terlalu menerima trend fashion dari luar, karena Kota Padang sendiri masih berpegang teguh kepada nilai-nilai adat dan norma yang berlaku di Kota Padang. Motif selanjutnya seseorang menjadi androgini adalah in order to motive dimana seorang androgini ingin tampil berbeda namun ingin tetap dipandang normal dan ingin diterima secara baik oleh masyarakat.

Fashion dapat dikatakan suatu penanda identitas gender sekaligus menjadi penanda dalam berkomunikasi satu sama lain dalam bentuk non-verbal. Tanpa disadari kita dapat mengetahui cara berpakaian seseorang, gestur, cara berjalan yang dianggap "normal" untuk laki-laki dan perempuan, hal ini disebabkan karena konstruksi sosial yang sudah lama ada di dalam struktur sosial dan masyarakat sendiri yang membuat batasan-batasan tentang cara berpakaian antara laki-laki dan perempuan sehingga pada prakteknya di kehidupan bermasyarakat seorang laki-laki yang menampakkan sikap feminim dan perempuan yang menunjukkan sikap maskulin di tengah masyarakat akan dianggap tidak "normal".

Pemaknaan fashion bagi androgini di Kota Padang yang meliputi fashion berliku untuk semua jenis gender. Fashion tidak mengharuskan seseorang menggunakan atribut sesuai dengan jenis kelaminnya. Siapa saja boleh menggunakan apa yang akan dikenakannya , dan keseimbangan dalam fashion dapat dikatakan ketika sisi maskulin dan sisi feminim melebur menjadi suatu fashion yang tentu akan menarik.

 Masyarakat di Kota Padang masih jarang mendengar istilah androgini, khususnya bagi mahasiswa yang kami wawancarai dimana narasumber merupakan mahasiswa fakultas ekonomi yang tidak membahas tentang gender di masa perkuliahannya. Tetapi hal ini akan berubah seiring berjalannya waktu dimana masyarakat mulai mengenal luas tentang identitas androgini dan akan membentuk konstruksi sosial yang baru mengenai androgini yang secara tidak langsung mengkontruksi identitas-identitas gender yang lebih luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun