Nah, setelah pembuahan, platypus betina akan bertelur dalam rentang dua hingga empat minggu. Setelah telur dikeluarkan, induk akan mengeraminya selama sekitar satu minggu, hingga akhirnya menetas! Wow, ini bahkan lebih cepat dari hewan-hewan unggas yang biasanya menetas dalam waktu ± 1 bulan dan reptil yang menetas dalam waktu 2-3 bulan lebih! Telur platypus tidak keras seperti telur ayam, tetapi lebih lunak seperti telur reptil. Induk platypus memberi makan anak-anaknya dengan susu yang keluar melalui pori-pori di perutnya. Susu tersebut akan menggenang di permukaan kulitnya, dan bayi-bayi platypus akan menjilatinya untuk mendapatkan nutrisi. Â
3. Mamalia yang Berbisa
Keunikan lain dari platypus adalah bisa yang dimilikinya. Eits, tunggu dulu, "bisa" yang dibahas ini bukan "bisa" untuk melakukan sesuatu, tapi "bisa" yang mengarah kepada racun, nah lanjut! Bisanya cukup kuat untuk membunuh hewan kecil, dan meskipun tidak cukup berbahaya untuk membunuh manusia, saya yakin kalau sengatannya pasti akan sangat menyakitkan. Para peneliti menemukan bahwa bisa platypus dapat membantu pengembangan obat baru untuk diabetes.
Hanya platypus jantan yang memiliki bisa ini, yang mereka simpan di dalam taji (bagian keras dan runcing pada kaki hewan) di kaki belakangnya. Taji ini selalu ada, tetapi bisa biasanya hanya muncul selama musim kawin.  Menariknya, platypus jantan tidak menggunakan bisa ini untuk berburu atau melawan predator. Mereka menggunakannya sebagai senjata dalam pertarungan melawan pejantan lain, demi memperebutkan perhatian betina. Waduh sudah kayak tradisi aja ya! Kalau kalian berebut pasangan bakal bicara baik-baik atau seperti platypus nih?
4. Mamalia tapi Punya Paruh?
Apalagi yang aneh dari platypus? Oh ya, platypus menggunakan paruhnya yang memiliki fungsi khusus sebagai indra keenam yang membantu platipus mendeteksi medan listrik dan gerakan di dalam air, paruhnya cukup lunak, ditutupi oleh ribuan reseptor, memiliki kemampuan elektroreseptor (alat penerima rangsang berupa medan listrik) dan mekanoreseptor (sel sensoris yang berfungsi untuk merespons tekanan). Mereka hanya memanfaatkan kemampuan ini saat berenang. Di dalam paruhnya terdapat elektroreseptor, yang mampu mendeteksi sinyal listrik kecil yang dipancarkan oleh saraf dan jantung mangsanya. Â
5. Perut Platypus
Ketika tiba waktunya makan, keanehan lain muncul, platypus tidak memiliki perut. Kerongkongan mereka langsung terhubung ke usus, sehingga makanan yang mereka konsumsi tidak dicerna oleh asam lambung. Selain itu, platypus juga tidak memiliki gigi. Sebagai gantinya, mereka memiliki bantalan gerindra- maksudnya, bantalan gerinda yang dapat menggiling makanan dengan sangat baik, sehingga makanan bisa langsung dicerna tanpa perlu dihancurkan oleh asam lambung. Bantalan ini terbuat dari keratin, protein berserat mirip dengan yang ditemukan pada kuku dan rambut manusia.
6. Mamalia yang jago berenang
Kaki Berselaput Platypus

Keanehan lainnya? Masih ada dong! Platypus memiliki kaki berselaput yang sangat efektif digunakan saat berenang di air. Namun, di darat, kaki mereka menjadi tidak praktis. Selaput di antara jari-jarinya membuat mereka sulit berjalan, sehingga mereka harus melangkah dengan buku-buku jarinya, atau bisa dibilang mereka berjalan dengan jari kaki yang mengepal. Karena kondisi ini, platypus menghabiskan sekitar ±30% energinya untuk berjalan di darat dibandingkan saat bergerak di air. Itulah sebabnya mereka lebih sering terlihat berenang. Â
7. Cahaya Platypus
Keanehan lainnya yaitu cahaya platypus.. hm sudah kayak slogan aja ya? Salah satu keunikan yang jarang diketahui dari platypus adalah kemampuannya menyala dalam gelap, atau lebih tepatnya, berpendar di bawah sinar ultraviolet (UV).Â