Pertama, agenda perubahan mitos. Pada kondisi kekinian, pemuda tidak boleh bergantung pada kebesaran sejarahnya sendiri. Setiap siklus gerakan pemuda selalu menyesuaikan dengan kondisi tanpa melunturkan pondasinya sendiri. Sejarah harus dijadikan sumber inspirasi dan edukasi untuk agenda dimasa akan datang. Kedua, agenda perubahan logos. Pemuda sebagai kaum intelektual harus dilegitimasi sebagai kaum bangsawan pikiran. Budaya literasi, menulis, diskusi harus terus dijaga hingga menghasilkan karya-karya. Ketiga, agenda perubahan etos. Pemuda harus lebih progresif dalam menghadapi segala tantangan global. Mengesampingkan kemalasan belajar dan mengedepankan intelektual sebagai insan akademis, penciptan dan pengabdi.
Menyikapi wacana pemuda dan partai politik, kiranya dapat disikapi dengan penuh kebijaksanaan. Di era sekarang ini, peranan pemuda di partai politik bukan lagi hal yang asing dipandang mata. Untuk menakar identitas pemuda luntur di momentum politik, kira dapat memahami pos gerakan masing-masing. Memang politik praktis tidak bisa dihindari, tapi idealisme menentukan keberpihakan pemuda , apakah untuk kepentingan diri sendiri atau rakyat.
Sementara itu, penjelasan diatas bukan untuk memberikan rasa pesimis atau sekedar bahan berfikir radikal terhatap Parpol. Banyak pemuda yang berhasil membuktikan diri mampu bergabung di parlemen. Kalau ditelusuri satu persatu, masing-masing umur mereka beragam, aga yang 25-29 tahun. Hal ini bisa menjadi bahan berfikir pemuda bahwa tahun politik 2018 pemuda memiliki peluang besar berada di parlemen. Tentu dengan kesadaran tinggi, idealisme menjadi benteng terakhir dalam duani praktis.