Mohon tunggu...
Rafika Riniptasari
Rafika Riniptasari Mohon Tunggu... Penata Keprotokolan - Pengadilan Tinggi Agama Gorontalo

Seorang PNS biasa alias Pegawai Negeri Skena

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Tiga Pilar Kekuatan ASN Untuk Bela Negara di Era Digital Melalui Pemahaman Wawasan Kebangsaan, Isu Kontemporer, dan Kesiapsiagaan Bela Negara

4 September 2025   07:39 Diperbarui: 4 September 2025   07:39 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), kita bukan sekadar pegawai pemerintah yang bekerja sesuai aturan. Kita adalah wajah negara di mata masyarakat, teladan yang dilihat, sekaligus perekat yang menyatukan keberagaman bangsa. Profesionalisme memang penting, tapi lebih dari itu, ASN juga dituntut untuk hadir dengan hati mengabdi dalam integritas, melayani bersama keikhlasan, dan menjaga semangat persatuan di tengah segala perbedaan.

Kita hidup di zaman yang penuh tantangan. Arus globalisasi membuat batas antarnegara semakin kabur, informasi digital mengalir deras tanpa henti, sementara ancaman-ancaman non-militer seperti hoaks, radikalisme, dan narkoba bisa kapan saja merusak sendi kehidupan bangsa. Dalam situasi seperti ini, ASN bukan hanya pelaksana kebijakan, melainkan garda terdepan yang memastikan Indonesia tetap berdiri kokoh.

Karena itulah, tiga materi utama dalam pelatihan CPNS ini, yaitu : Wawasan Kebangsaan, Analisis Isu Kontemporer, dan Kesiapsiagaan Bela Negara tidak boleh kita anggap hanya sebagai teori dalam buku modul. Ia harus kita maknai sebagai sikap hidup, nilai yang kita bawa setiap hari ke tempat kerja, dan tindakan nyata dalam pengabdian kita sebagai abdi negara sekaligus abdi rakyat.

1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai Bela Negara

Wawasan kebangsaan merupakan fondasi utama dalam menjaga keutuhan NKRI. Ia lahir dari sejarah panjang perjuangan bangsa, mulai dari Kebangkitan Nasional, Sumpah Pemuda, hingga Proklamasi 1945. Di dalamnya terkandung empat konsensus dasar: Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

ASN sebagai aparatur negara dituntut bukan hanya profesional, tapi juga menjadi perekat persatuan. Nilai dasar bela negara meliputi cinta tanah air, kesadaran berbangsa, keyakinan pada Pancasila, rela berkorban, dan kemampuan awal bela negara.

Studi Kasus:
Fenomena maraknya ketidakpercayaan publik pada institusi negara akibat korupsi memperlihatkan lunturnya nilai kebangsaan. ASN yang menolak gratifikasi, bekerja transparan, dan mengedepankan kepentingan rakyat menunjukkan implementasi nilai bela negara yang nyata.

2. Analisis Isu Kontemporer

Lingkungan strategis Indonesia kini ditandai oleh perubahan globalisasi, digitalisasi, dan kompetisi antarnegara. Dari situ muncul isu-isu kontemporer yang mengancam ketahanan bangsa:

  • Korupsi yang melemahkan kepercayaan rakyat.

  • Narkoba yang merusak generasi muda.

  • Terorisme dan Radikalisme yang mengancam ideologi Pancasila.

  • Money Laundering yang merusak sistem keuangan.

  • Proxy War yang memanfaatkan perpecahan internal.

  • Cyber crime, hoaks, dan hate speech yang menggerus persatuan.

ASN dituntut mampu berpikir kritis, menganalisis isu, dan memberikan respon cepat sesuai prinsip etika, hukum, dan kebangsaan.

Studi Kasus:
Kasus hoaks vaksin COVID-19 yang menyebar luas di media sosial menimbulkan kepanikan masyarakat. ASN bidang kesehatan yang aktif memberikan literasi digital, sosialisasi berbasis data, dan transparansi informasi adalah wujud nyata bela negara dalam menghadapi isu kontemporer.

3. Kesiapsiagaan Bela Negara

Kesiapsiagaan adalah kondisi siap mental, fisik, dan sosial warga negara dalam menghadapi ancaman. Bagi ASN, ini berarti siap melayani publik, menjaga integritas, dan memperkuat persatuan.

Dalam modul ini, kesiapsiagaan diwujudkan melalui:

  • Penguatan fisik dan mental (jasmani sehat, disiplin, kerja keras).

  • Etika, moral, dan kearifan lokal dalam pelayanan publik.

  • Rencana aksi bela negara yang melibatkan kegiatan nyata, seperti latihan baris-berbaris, tata upacara, hingga kerja tim.

Studi Kasus:
Saat terjadi bencana gempa Palu 2018, banyak ASN tetap bertugas membantu evakuasi, membuka layanan darurat, bahkan meski rumah mereka sendiri terdampak. Itu contoh nyata kesiapsiagaan bela negara: rela berkorban demi bangsa di saat krisis.

Kesimpulan

Dalam ketiga modul yang saling terkait dapat dikatakan bahwa wawasan kebangsaan dapat memberi landasan ideologis, analisis isu kontemporer membekali ASN dengan kemampuan kritis menghadapi tantangan zaman, dan kesiapsiagaan bela negara menjadi manifestasi nyata dalam tindakan sehari-hari.

Dalam konteks kekinian, bela negara bukan lagi angkat senjata, melainkan menjaga keutuhan bangsa lewat integritas, literasi digital, pelayanan publik berkualitas, serta kesiapan menghadapi krisis.

Wawasan kebangsaan memberi kita arah, analisis isu kontemporer membuka mata kita terhadap tantangan zaman, dan kesiapsiagaan bela negara melatih kita untuk tetap teguh menghadapi situasi sulit. Tiga hal ini bukan bagian terpisah, tapi satu kesatuan.

Tanpa wawasan kebangsaan, kita kehilangan identitas; tanpa analisis isu, kita buta terhadap ancaman; dan tanpa kesiapsiagaan, kita rapuh menghadapi krisis. Sedangkan jika tanpa jati diri, kita mudah goyah. Tanpa kecerdasan, kita mudah dipermainkan. Dan tanpa keteguhan hati, kita mudah menyerah. Namun jika ketiganya kita satukan, ASN akan menjadi garda terdepan yang tidak hanya menjalankan birokrasi, tapi juga memastikan bahwa Indonesia tetap kokoh berdiri di tengah arus zaman.

ASN yang memiliki ketiganya akan mampu berdiri tegak: mengabdi dengan hati, melayani dengan cerdas, dan menjaga bangsa dengan penuh kesetiaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun