Apa jadinya jika kaum muda berkata, "Perpustakaan sekarang sudah tidak menarik"
Generasi Z dikenal dekat dengan informasi, tapi ironisnya perpustakaan justru makin jauh dari radar mereka. Studi terbaru menunjukkan bahwa tempat ini dianggap tidak lagi menarik bagi anak muda.Â
Pertanyaannya: apakah perpustakaan benar-benar usang, atau justru butuh wajah baru agar kembali relevan?
Generasi yang tumbuh bersama internet tentu tak pernah kekurangan akses bacaan. Hanya dengan satu klik, ribuan artikel, e-book, atau bahkan ringkasan singkat di media sosial bisa mereka nikmati. Inilah yang membuat perpustakaan, dengan segala keheningan dan formalitasnya, terasa ketinggalan zaman.Â
Bukan berarti Gen Z tak suka membaca, tapi mereka menginginkan suasana yang lebih santai, estetik, dan sesuai gaya hidup mereka.
Saatnya Transformasi Perpustakaan
Perpustakaan yang dulu kita pahami sebagai tempat hening dan hanya dipenuhi rak buku, yang jauh dari kata menyenangkan.Â
Generasi muda saat ini dengan kebiasaan memantau Handphone seharian dan scrolling sosmed, menjadi alasan kuat mengapa perpustakaan perlu dihidupkan dengan cara yang lebih modern.Â
Generasi muda perlu didekatkan pada pendidikan yakni kegiatan membaca. Namun, bagaimana jika perpustakaan yang menjadi tempat membaca adalah tempat yang membosankan bagi mereka?.
Generasi muda hari ini khususnya Gen Z---membutuhkan ruang belajar yang berbeda. Mereka tidak hanya mencari koleksi buku, tetapi juga suasana yang mendukung kreativitas, interaksi sosial, dan kenyamanan.Â
Jika perpustakaan ingin tetap relevan, maka ia perlu bertransformasi: dari sekadar tempat penyimpanan buku menjadi ruang hidup yang ramah, modern, dan estetik.
Transformasi ini bukan sekadar soal menambahkan fasilitas, melainkan menciptakan pengalaman. Perpustakaan yang dipadukan dengan konsep kafe, misalnya, mampu menghadirkan atmosfer baru: membaca jadi terasa santai, diskusi kelompok lebih cair, dan literasi hadir dalam balutan gaya hidup.Â