Saking tak menyangka, pertama kali aku diajak ke dalam ruangan dulu, langsung kuungkapkan penasaranku pada Eyang Papi.
"Eyang, dari mana semua perhiasan ini? milik keluarga Eyang?" Kutanya begitu karena kutahu kalau selain perhiasan---alias barang-barang aneh yang ada di sana---sudah pasti miliknya.
"Ya, campuran. Tapi lebih banyak dari keluarga Eyang Mama."
Mataku membesar saat kudapati sebuah benda tak asing: cincin emas dengan batu merah muda yang sering Ibu kenakan di hari ulang tahunnya, berketerangan: Padparadscha Sapphire.
"Itu milik Ibu Eyang Mama. Memang beberapa kali dipakai Ibumu," tutur Eyang Papi, seolah tahu arti tatapanku. "Harganya tiga kali lipat safir biasa. Sangat jernih dan langka, makanya Eyang simpan di sini saja. Aku takut kualat kalau hilang."
Aku terkekeh dan mangut-mangut. Eyang ini memang kolot sekali, asal kalian tahu. Ah, aku tak membayangkan bagaimana lengkapnya isi kepalanya. Melihat perilakunya yang satu itu saja sudah membuatku rungsing. Tapi entah apakah karena kekolotannya itu, ia mendapatkan garis kehidupan yang sangat bejo. Bukan main, hal-hal begini cukup mengganggu pikiranku.
Sebenarnya, jujur saja... terkadang aku merasa 'tidak pantas' menjadi bagian dari keluarga ini. Entahlah, meski Ibu selalu meyakinkan, menegaskan, bahwa aku adalah anaknya, bahwa aku adalah bagian dari keluarga ini seutuhnya, tetapi jauh dalam lubuk hatiku, batinku, ada jarak yang membentang antara aku dengan keluarga ini.
Aku mulai mampu melihat keluarga ini dari pandangan orang 'luar.' Rosana Basuki, putri satu-satunya pebisnis kaya David Basuki. Seorang seniman berbakat dan ayah yang suka mengoleksi benda-benda aneh. Mereka tidak memiliki sanak keluarga lain, mereka juga tidak terobsesi untuk menambah keturunan. Entah apa alasannya.
Dan ada satu hal yang selalu mengusik dan menghantuiku, yang mungkin ada kaitannya dengan hal itu. Eyang pernah bilang kalau ia memiliki keyakinan yang kuat, ceritanya bahwa kenalannya pernah meramalkan kalau keluarga Basuki akan memiliki anggota keluarga di luar hubungan darah yang akan mewarisi dan menjaga keluarga ini lebih baik dibanding siapa pun anggota keluarga ini sendiri. Dan memang tidak ditunjukkan secara eksplisit, tapi aku tahu betul bahwa ia benar-benar mempercayai yang dimaksud oleh peramal itu... adalah aku.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI