Mohon tunggu...
Retno AdrinPramesti
Retno AdrinPramesti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Masih belum profesional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Guru Suka Rela Berjualan demi Membantu Ekonomi Sekolah

7 Desember 2022   22:41 Diperbarui: 10 Desember 2022   16:03 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Siti Aisyah ketika menawarkan jualannya demi mambantu perekonomian sekolah dengan mendirikan stand (dokpri)

SURAKARTA- Sesak dan padatnya setiap stand yang dibuka pada tiap acara tidak menghalangi para penjual untuk tetap mendapatkan penghasilan. Selain itu, cuaca pun menjadi salah satu musuh terbesar bagi para penjual dikarenakan berpengaruh dengan banyaknya jumlah pengunjung yang datang. Jikalau matahari terik, menghambat pengunjung karena paparan sinarnya yang sangat panas dan merusak kulit, namun jika hujan pun tetap akan menghambat pengunjung untuk datang karena akan membasahi pakaian akibat tumpahan airnya dan menggenang. Untuk datang ke stand, tentunya tidak memakai kendaraan dan diakses dengan berjalan kaki untuk menghindari padatnya mobilitas di suatu wilayah. Biasanya jalan akan ditutup dan pengendara diarahkan melewati jalur lain.

Membuka stand pada acara tertentu atau sekedar berjualan di pinggiran tentu saja menghasilkan upah yang terbilang cukup membantu. Apalagi jika kegiatannya dihadiri orang dengan jumlah yang banyak, maka akan banyak pula pemasukan yang diterima apabila standnya ikut ramai dikunjungi. Mendirikan stand dengan berjualan makanan sudah biasa dijalani oleh salah seorang guru di SMK Muhammadiyah Kutowinangun, Siti Aisyah namanya. Kegiatan ini ia lakukan dengan sepenuh hati untuk membantu perekonomian sekolah karena hasil yang didapatkan akan dialokasikan untuk memperbaiki fasilitas sekolah. Sebenarnya ia juga menjaga koperasi di SMK Muhammadiyah Kutowinangun, namun dengan membuka stand pada tiap acara sangat membantu kenaikan ekonomi meskipun lokasi yang didirikan untuk membangun stand sangat jauh dari sekolah. Siti Aisyah pun rela meluangkan waktu untuk menjaga dan berjualan dengan persiapan jauh-jauh hari.

Pengalaman dalam berjualan dan mendirikan stand yang dimiliki Siti Aisyah ini juga hasil dari apa yang diterapkan di sekolah karena ini menjadi salah satu program di SMK Muhammadiyah Kutowinangun. Tidak hanya guru, bahkan siswa-siswanya pun diajarkan bagaimana cara menjadi wirausahawan yang baik dan mereka dibiasakan pula untuk terjun langsung ke lapangan untuk berjualan. Siti Asiyah merasa bangga pula karena tidak hanya dirinya saja yang bisa memiliki bakat dalam berjualan, namun juga kebisaannya ini dapat diturunkan kepada anak-anaknya yang lain sehingga ia tidak perlu takut ilmu ini akan hilang begitu saja. Siti Aisyah juga tidak pelit dalam memberikan ilmu yang dimilikinya, ketika ditanya pun ia mengaku bahwa dalam berjualan harus melihat karakteristik pembeli dan melihat apa saja yang dibutuhkan untuk barang jualannya bisa laku karena pengunjung yang datang biasanya kalangan muda sekitar 15-25 tahun. Jadi, produk yang dijual oleh Siti Aisyah banyak yang mengikuti jaman sekarang namun tetap ada makanan khas Kebumen karena stand yang didirikannya itu bahkan sampai ke luar kota.

"Tentunya dalam berjualan pasti memiliki pesaing, namun tidak perlu takut karena rezeki sudah diatur dan harus melihat banyak peluang karena uang bisa mengalir dari berbagai pintu," ucap Siti Aisyah. Hal itu benar dilakukan Siti Aisyah karena meskipun ia menjadi guru, tapi ia juga rela membantu. Selain itu, ia mengaku bahwa SMK Muhammadiyah Kutowinangun sangat lihai mengambil peluang yang ada sehingga hasilnya bisa memfasilitasi sekolah dengan cepat. Anak-anak di sekolah pun bisa merasakan fasilitas yang nyaman dan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Siti Aisyah banyak memberikan pengalaman pribadinya ketika ia membuka stand. Mulai dari bagaimana ia berada di lingkungan sekolah, di luar sekolah, bahkan ia juga menceritakan bagaimana kegiatannya dari menjelang menjaga stand hingga ketika stand sudah dibangun. Ia menceritakannya dengan perasaan senang dan tulus berbagi. Hal yang dilakukan Siti Aisyah dalam mendirikan standnya pun harus bersikap ramah, murah senyum, dan harus bisa menjaga perasaannya agar dapat memikat pengunjung untuk datang meskipun banyak diantaranya hanya melihat-lihat saja dan tidak berujung membeli. Namun itu tidak meruntuhkan semangat Siti Aisyah dalam bekerja, ia tetap bersikap baik dan sabar dalam melayani, ia juga sering mengajak pengunjung untuk mengobrol dan bertukar informasi. Dari caranya yang seperti ini tentu pengunjung tidak hanya nyaman tapi juga merasa bahwa Siti Aisyah ini merupakan orang yang ulet dan bertanggung jawab dengan apa yang ia kerjakan. Tidak ada emosi atau rasa capek dalam nadanya ketika berbicara, ia juga dengan sabar menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan tentang dirinya ataupun tentang sekolah tempat ia bekerja.

Harapan dari Siti Aisyah adalah ia ingin dapat terus bermanfaat bagi orang lain dengan cara membantu tempat dimana ia bekerja dan berbagi ilmu kepada siapa saja tanpa membeda-bedakan siapa pun orangnya karena dari pengalaman orang lain pun ia belajar. Siti Aisyah juga berharap apa yang diusahakannya selalu membawa berkah bagi siapa saja, tidak hanya untuk dirinya sendiri. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun