Mohon tunggu...
RedyAl Musyaa
RedyAl Musyaa Mohon Tunggu... Guru -

Seorang hamba dengan imajinasi liar, membungkuk di keramaian luar, bagai seekor katak di hadapan ular.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebuah Kartu dan Waktu yang Berlalu

31 Oktober 2016   14:50 Diperbarui: 31 Oktober 2016   15:05 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku berpikir dunia itu jahat, keras, tak mengasihi, senang akan penderitaan "kutu-kutunya", dan mungkin masih banyak lagi. Bisa-bisa pikiranku itu jika kutulis menjadi buku, bisa berseri-seri bak novel. Bodoh aku ini!

Tapi, semoga dengan permainan itu, kita akan selalu diikatkan dalam persahabatan indah ini. Jangan lupakan aku sahabat, sabagaimana kartu kusam di atas rak yang terlupakan. Aku merindukan kalian. Tunggu kesuksesanku menyusul kalian.

Untukmu sahabat bermain kartuku. Suatu saat, bolehlah kita mengocok kartu itu lagi. Biarkan saja waktu berlalu, karena dengan itu aku bisa berjumpa lagi dengan kalian. Semoga saja.

Dari sahabat kalian yang selalu menunggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun