Mohon tunggu...
Radityo Ardi
Radityo Ardi Mohon Tunggu... Lainnya - Cuma manusia biasa, banyak salahnya. Gimana donk?

Lewat 7 tahun lebih tinggal di Singapura. Banyak pelajaran, masih banyak juga yang harus dipelajari dari negeri yang disebut titik merah di peta oleh Habibie. Blog lainnya di https://mas-rdz.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Saatnya Indonesia Berlakukan Kode Pos Digital

30 April 2020   11:59 Diperbarui: 2 September 2020   14:22 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh kode pos digital | Dokumentasi pribadi yang diolah dari designbundles.net

Beberapa bulan lalu, aku coba tulis ke lapor.go.id untuk memberikan saran tentang modernisasi Kode Pos Indonesia ke Kantor Pos meski bisa jadi ini bukan ranah mereka. Tetapi setidaknya pemerintah bisa meneruskan ke pihak terkait. Ada UPDATE dari Pos Indonesia ada di halaman terakhir.

Aku sendiri punya latar belakang di bidang Teknologi Informasi, dan saat ini tinggal di Singapura.

Latar Belakang

Latar belakang singkatnya, tentu Singapura. Negara ini sedemikian modern hingga dijuluki negara digital. Hampir semua orang menggunakan layanan digital, identitas digital, dan banyak hal lagi yang bisa dikaitkan dengan digital. 

Sejak aku tinggal di Singapura, layanan pemerintahan tidak banyak makan waktu dan sangat efisien, sama halnya dengan layanan pos. 

Berkaitan dengan kode pos, setiap gedung atau rumah di Singapura memiliki kode pos unik. Ini termasuk gedung kantor, gedung apartemen, atau rumah hunian. Bahkan kalian bisa lihat sendiri di Google Maps lalu cari "Serangoon Gardens Singapore" dan klik di setiap kotak yang mewakili sebuah rumah.

Setiap kotak yang tertera pada gambar mewakili sebuah rumah yang ditunjukan dengan kode pos|Dokumentasi pribadi
Setiap kotak yang tertera pada gambar mewakili sebuah rumah yang ditunjukan dengan kode pos|Dokumentasi pribadi

Keuntungan

  • Alamat menjadi lebih singkat.
    Ketika mengirimkan pos atau mencari alamat, bahkan kalian nggak perlu alamat lengkap. Di Singapura cukup kode pos sudah cukup jika kalian tinggal di rumah biasa. Jika di apartemen, hanya perlu kode pos, nomor lantai dan nomor unit. Dan berbekal kode pos, kalian bisa cari alamat dengan mudah hanya pakai Google Maps.
  • Tentunya, logistik jadi lebih mudah!
    Bayangkan, ketika kalian punya rumah yang beralamat di Jl. Provinsi Palembang-Lampung KM. 59. Alamat model seperti ini seringkali dipakai untuk petak tanah yang tidak ada nomor rumahnya. Mungkin mudah jika dalam satu kilometer ada 1 rumah saja yang dimaksud. Tetapi hal ini sulit dipraktikkan pada saat lokasi tersebut ada ratusan atau ribuan rumah dan beberapa pabrik. Tukang pos pusing, orang yang baru tahu daerah situ juga pusing, sopir mobil sewaan pusing, pengantar makanan online pun juga pusing.
    Jika semua itu bisa dihindari hanya dengan masukkan kode pos saja di aplikasi peta yang terdapat di handphone dan posisi rumah langsung diketahui, tentu semuanya akan lebih mudah. Waktu pengiriman logistik (baik kantor pos, atau hingga pengantar makanan online) jadi dipersingkat sekian kali lipat. Jika awalnya tukang pos butuh waktu 1 jam untuk mencari-cari alamat, bisa dipersingkat hingga 15 menit tanpa beban. Semua orang yang menggunakan jasa pos juga senang karena paketnya pasti sampai dan cepat.

Aku punya pengalaman sendiri, ketika mengirimkan pos ke negara lain yang menggunakan kode pos yang sudah dimodernisasi seperti Jepang dan Belgia, atau ke Inggris. 

Paket yang dikirim dari Singapura ke negara-negara tersebut umumnya sampai dalam jangka waktu 1 minggu. Tidak jarang bisa sampai dalam waktu 4 atau 5 hari. 

Hal ini juga berlaku kebalikannya, dari negara-negara tersebut ke Singapura. Negara paling cepat adalah Jepang. Tapi ketika mengirimkan ke Indonesia, 1 bulan kelihatannya waktu yang paling cepat padahal di kota besar di Jawa. Apalagi ketika mengirimkan paket ke pelosok Sumatera, bisa 2 bulan atau bahkan hilang entah kemana.

Singapura kan kecil, ngurusnya gampang. Indonesia besar, ngurusnya susah!

Celetukan di atas sering aku dengar, baik di kolom komentar di internet, maupun dari orangnya langsung yang aku ajak berbincang. Kita punya mentalitas MALAS kalau boleh aku pertebal. 

Kita tidak pernah berusaha berpikir di luar kotak (think out of the box), selalu di dalam tempurung kita sendiri. Merasa negara lain bisa mengatur karena ukurannya yang kecil, merasa mereka bisa karena kecil, sedangkan besar itu sulit. Come on!

Lalu, bagaimana caranya?

Pertama, Kode Pos Indonesia Ditambah Digitnya ([kodeposlama]-[kodebangunan])

Negara seperti Belgia, Amerika Serikat, Brunei, Kanada, dan banyak negara lainnya juga mengadopsi kode pos digit tambahan. Hal ini tentu tujuannya memudahkan pengiriman logistik. 

Tidak ada salahnya juga berpikir di luar kotak untuk urusan kode pos. Jika kalian pakai kode pos 5 digit yang sekarang digunakan di Indonesia, level paling bawah adalah bisa kecamatan atau desa/kelurahan. 

Level kecamatan sendiri cukup besar. Salah satu desa di Lampung saja dulunya hanya 100 KK, per hari ini kira-kira bisa 1000 KK atau bahkan lebih. Masih di salah satu desa di Lampung ini, umumnya tidak menggunakan nomor rumah seperti kebanyakan digunakan di Pulau Jawa. 

Inilah penyebab utama mengapa pengiriman pos di luar Jawa terlihat lambat minta ampun!

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Lalu ditambah berapa digit dan bagaimana formatnya? Kode pos tambahan ini bisa difungsikan sebagai kode unik untuk masing-masing rumah atau gedung, atau ruko, atau bangunan-bangunan lainnya. Jika kalian tambah 4 digit lagi dengan angka semua, praktis "hanya" bisa menampung sebanyak 10000 rumah saja. 

Simpel saja cara menghitung berapa banyak kombinasi dari 4 digit angka tambahan. Angka 0 - 9 itu ada 10 angka kombinasi. Maka jika dibuat 4 digit, sama halnya melakukan perhitungan 10 pangkat 4 yang hasilnya 10.000 kombinasi saja.

Yang menarik, jika 4 digit ini tidak hanya angka, tetapi juga huruf. 4 digit angka + huruf ini bisa menampung berapa banyak? Angka 0 - 9 saja ada 10 angka kombinasi, jika dengan huruf A - Z jumlahnya ada 26 huruf yang berarti 26 kombinasi, maka total kombinasi untuk 1 digit saja ada 36. 

Sekarang coba kita hitung 36 pangkat 4, hasilnya bisa menampung 1.679.616 kombinasi! Artinya dalam satu kode pos tersebut bisa menampung jumlah bangunan sebanyak itu.

Untuk apartemen dan gedung perkantoran, kode pos ini tetap 1 buah untuk seluruh penghuninya. Hal ini dikarenakan yang dihitung adalah bangunannya, bukan penghuninya atau KK-nya.

Formatnya, pada dasarnya bisa ditambahkan ke angka kode pos terakhir dengan tambahan tanda minus (-) untuk menandakan kode pos lama dan tambahan kode pos baru. Contoh: 16810-2TQ8, dimana 16810 adalah kode pos Desa Babakan Madang, dan 2TQ8 adalah kode bangunan.

Kedua, Menyiapkan Infrastruktur Data

Karena semua harusnya masuk ke digitalisasi, maka infrastruktur data itu penting sekali. Pemerintah Indonesia, bisa menyiapkan data center minimal di 4 lokasi penting di Indonesia yaitu Jawa, Sumatra, Sulawesi, dan Papua dengan cakupan wilayah masing-masing. 

Jika infrastrukturnya menggunakan basis data (database), kita bisa mengimplementasikan database mirorring yang pada dasarnya sistem infrastruktur basis data yang mampu melakukan salinan data ke lokasi basis data lainnya secara otomatis tanpa campur tangan garda terdepan yaitu aplikasi (bisa aplikasi Windows, Android atau iOS). 

Jadi dimanapun kalian berada, data akan selalu sama, cepat diakses, dan mudah. Buat apa sih ini? Ya buat selanjutnya yang ketiga.

Ketiga, Menyiapkan Aplikasi Penerbitan Kode Bangunan dan Proses Alur Kerja Penerbitan Kode Bangunan

Proses penerbitan kode bangunan (yang nantinya menjadi angka tambahan di kode pos) ini bisa disisipkan di dalam proses pengajuan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), yang dikeluarkan pemerintah daerah setempat (Provinsi/Kabupaten/Kota). 

Jika bangunan yang dibangun adalah bangunan fungsional (rumah, tempat tinggal, kantor, sekolah, apartemen, rumah ibadah, hotel, apapun yang digunakan untuk aktivitas manusia), maka perlu mendapatkan kode bangunan. Kalau tidak ada bangunan atau hanya sebatas tanah, maka tidak perlu kode bangunan.

Pemerintah bisa menciptakan aplikasi terintegrasi baik untuk proses internal (petugas dari Pemda setempat/BPN) dan proses eksternal (masyarakat Indonesia secara luas). Ketika seseorang mengajukan Ijin Mendirikan Bangunan, salah satu prosesnya adalah peninjauan lokasi.

Di dalam peninjauan lokasi bisa disisipkan proses rekam data lokasi (menggunakan GPS) untuk merekam titik tengah dari lokasi pembangunan tersebut. 

Sistem ini di BPN secara otomatis akan mengeluarkan kode bangunan yang belum pernah dipakai yang nantinya tercetak di dalam surat IMB. Setelah IMB keluar, pemilik bangunan bisa menggunakan kode tersebut untuk kode pos resmi bangunan yang akan dibangun tersebut.

Lalu bagaimana dengan bangunan lama yang sudah ada? Pemerintah bisa melakukan registrasi ulang untuk diterbitkannya kode bangunan baru, melakukan peninjauan lokasi (untuk direkam lokasi GPSnya) dan update data bangunan tersebut.

Sama halnya jika ada bangunan yang diubah peruntukannya, dipecah, atau dirobohkan, maka kode bangunan juga perlu diproses didalamnya. Jika dipecah, maka akan dikeluarkan kode bangunan baru. Jika dirobohkan, maka kode bangunan akan "dilepas" dan digunakan nantinya.

Proses Alur Kerja Penerbitan Kode Bangunan|Dokumentasi pribadi
Proses Alur Kerja Penerbitan Kode Bangunan|Dokumentasi pribadi

Keempat, Calon Pemilik Data adalah Kementerian Agraria dan Tata Ruang

Lho kok? Ya, betul! Kementerian Agraria dan Tata Ruang yang menjadi payungnya Badan Pertanahan Nasional perlu menjadi pemilik data ini, atau bahasa mudahnya adalah mengintegrasikan dengan data yang sekarang ini sudah ada. 

Data ini seharusnya dipegang oleh kementerian karena bersifat nasional. Kolaborasi dengan Pemerintah Daerah itu penting dalam proses penerbitan kode bangunan seperti yang dijelaskan di atas.

Kelima, Bekerja Sama dengan Penyedia Layanan Peta Populer

Sejauh ini, yang aku lihat sering digunakan masyarakat Indonesia adalah Google Maps dengan platform populernya Android. Siapa sih yang nggak tahu Google Maps? Mau cari rumah pacar di mana, mau cari alamat di mana, mau cari lokasi rumah makan terkenal di mana, semua pakai Google Maps.

Maka Pemerintah Indonesia perlu bekerja sama dengan Google untuk mengintegrasikan data yang direkam tadi dalam proses penerbitan kode bangunan. 

Ketika kode bangunan resmi dikeluarkan, ini bisa diatur secara otomatis juga bahwa detik itu juga akan melakukan update ke Google Maps bahwa ada bangunan dengan kode pos XXXXX-XXXX perlu didaftarkan.

Keenam, Manfaat Penggunaan Kode Pos Bangunan

Banyak!

  • Alamat rumah jadi lebih singkat!
    Yang tadinya "Kepada Yth: Pak Karwo, Jalan Proklamasi KM. 89, Desa Kemijen Kecamatan Babakan RT.004/RW.001 Depan Menara Tower XL Provinsi Kabupaten Malang, Jawa Timur, Indonesia 12480" (ini alamat ngarang lho), bisa disingkat menjadi "Kepada Yth: Pak Karwo, Malang, Indonesia 12480-XRT4"
  • Kiriman paket dari istrinya Pak Narno yang kerja jadi TKW di Singapura jadi lebih cepat sampai
    Sebelumnya, seorang tukang pos (berasumsi saja) hanya bisa mengantar 8 paket ke tiap-tiap rumah. Sekarang, bisa mengantar sebanyak 16 paket, karena nggak perlu lagi nanya-nanya ke tetangga lokasi rumahnya Pak Narno ini di mana. Tentunya mereka juga harus dibekali hape Android murah saja dari kantor pos tempat mereka bekerja.
    Bisa jauh lebih banyak dan lebih cepat lagi kalau ada aplikasi Postal Planner (nama buatan saja, bukan nama aplikasi beneran) dimana aplikasi akan secara otomatis mencarikan rute pos terdekat dari satu rumah ke rumah lain dan merencanakan paket mana saja yang dikirim hari ini (yang alamatnya berdekatan) dan paket mana saja untuk dikirim besok.
  • Datang ke Pesta Pernikahan anaknya Pak Karwo cukup dengan 12480-XRT4
  • Pendapatan para pengantar makanan order online (G**b, G***k, dan kawan-kawan) jadi naik
    Yang tadinya nganter makanan masih tanya-tanya ke tukang becak sekitaran, ke warga sekitaran, nambah waktu jadi lama, sekarang nggak perlu lagi. Lebih cepat ngantar, lebih banyak order yang bisa dipenuhi seharinya, pendapatan ikut naik, yang lapar terpuaskan!
  • Bayar Taksi lebih murah karena lokasi gampang dicari di Maps dengan rute terpendek
  • Usaha persewaan mobil jadi untung karena nggak habiskan banyak bensin waktu antar orang ke alamat lainnya
  • Bisa ajarin anak naik angkutan sendiri ke sekolah dengan bantuan Maps
  • Polisi kalau mau cari alamat tersangka, tinggal berbekal kode pos bangunan saja

Mudah-mudahan Pemerintah Indonesia bisa mempertimbangkan saran saya tentang Kode Pos Bangunan yang simpel nan njelimet, tetapi manfaatnya banyak untuk masyarakat Indonesia.

Salam!

Tulisan ini juga tampil di: https://mas-rdz.blogspot.com/2020/09/saatnya-indonesia-berlakukan-kode-pos.html

Update dari Pos Indonesia

Berikut ini aku bagikan update terakhir dari Pos Indonesia atas laporan (saran) terhadap kode pos ini. Laporan tentang ini dibalas tanggal 4 April 2020, dimana aku buat laporan sejak 6 Desember 2019.

Ysh Bapak Radityo Ardi Hernowo

Terima kasih telah menghubungi kami dan atas saran serta masukannya yang sangat baik.
saran masukan dari bapak telah kami teruskan kepada manajemen PT Pos Indonesia yang membidangi hal tersebut agar dapat mengimplementasikan dan berkoordinasi dengan instansi lain yang berkaitan.
Demikian tanggapan kami, terima kasih

Salam
Admin Care Pos Indonesia (ACPI)
Untuk informasi lebih lanjut, anda dapat menghubungi Kami melalui :
WalkInCostumerdiCostumerServiceKantorPosBesardiSeluruhKotadiIndonesia
HaloPos 161
WebsitePosIndonesia:www.posindonesia.co.id
M Pospay, di Android
Inbox Facebook:http://www.facebook.com/posindonesia
Twitter:@posindonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun