Shinta: Tokoh protagonis yang mengalami perkembangan karakter paling berarti. Awalnya ia merasa canggung dan kesulitan beradaptasi, namun seiring berjalannya waktu, ia menjadi lebih terbuka dan menghargai budaya Jawa.
Om Agus dan Tante Siti: Sebagai tokoh pendukung, mereka berperan penting dalam membimbing dan mengajarkan Shinta tentang budaya Yogyakarta. Keduanya menjadi contoh dari keramahan dan kehangatan masyarakat Jawa.
4. Latar
Latar Tempat: Yogyakarta menjadi latar utama film ini. Kota pelajar ini digambarkan dengan keindahan alam, bangunan-bangunan bersejarah, dan kehidupan masyarakat yang masih kental dengan nilai-nilai tradisional.
Latar Waktu: Film ini tidak secara langsung menyebutkan latar waktu yang spesifik, namun setting yang ditampilkan memberikan kesan bahwa cerita ini terjadi pada masa sekarang.
5. Sudut Pandang
Film ini menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu. Hal ini memungkinkan penonton untuk melihat cerita dari berbagai sudut dan dapat memahami perasaan para tokoh.
6. Gaya Bahasa
Gaya bahasa dalam film ini cukup sederhana dan mudah dipahami. Penggunaan bahasa Jawa yang dipadukan dengan bahasa Indonesia sehari-hari semakin memperkuat kesan autentik dari kehidupan di Yogyakarta.
7. Amanat
Amanat yang dapat diambil dari film ini adalah pentingnya menghargai keberagaman budaya dan membuka diri terhadap hal-hal baru. Selain itu, film ini juga menyoroti pentingnya peran keluarga dalam membentuk karakter seseorang.