Mohon tunggu...
radikha zahara
radikha zahara Mohon Tunggu... Iai an-nadwah kuala tungkal

hobby memasak,travelling

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Payung merah

28 April 2025   08:41 Diperbarui: 28 April 2025   08:41 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari itu hujan deras. Lila terburu-buru menyeberang jalan, memeluk bukunya erat-erat. Tiba-tiba, sebuah payung merah terbuka di atas kepalanya.Pemiliknya, seorang pemuda berjaket abu-abu, tersenyum canggung. "Kelihatan kamu butuh ini," katanya.Mereka berjalan bersama, berbagi payung yang terlalu kecil untuk berdua. Di bawah hujan dan aroma tanah basah, percakapan sederhana mengalir. Namanya Damar. Ia suka kopi hitam, buku puisi, dan... hujan.
Sejak hari itu, payung merah itu bukan lagi sekadar benda. Ia menjadi awal sebuah kisah yang diam-diam tumbuh, seperti hujan yang menyuburkan tanah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun