Bahan Bakar Sehat dan Hemat untuk Motor Usia Senja Milik Saya

Balada dan Dilema

Sebagai pekerja lapangan ada beberapa prinsip dasar yang erat saya genggam diantaranya rute efisien adalah hal mutlak selain pertimbangan menejemen waktu di jalanan dan juga jarak tempuhnya hal itu menjadikan kemacetan di kota menjadi tragedi setiap hari yang membosankan, panasnya mesin motor, surutnya oli mesin, Kerak pada saluran bahan bakar (Kaburator) yang selalu mengkhawatirkan, ausnya rantai dan roda tak terelakan dan selalu ada drama antara kantong, motor dan bengkel di akhir bulan hampir selalu berakhir tidak mesralah adanya hal itu,

Berawal dari bertambahnya porsi kerja dan menyusutnya waktu yang membuat kemudian antri di SPBU khususnya bilik Premium dan Pertalite terlihat panjang dan mengerikan, saya memilih mempercepatnya dengan ngibrit menuju bilik pertamax untuk mengakhiri tragedi mengerikan lain selain macet, dan kini itu menjadi kebiasaan setiap hari

Merindukan SPBU

Dihari pertama saya memakai pertamax dengan RON 92 lebih tinggi dari bahan yang biasa saya pakai Pertalite RON 90 saya belum merasakan perbedaan apapun

Lambat laun ada yang membuat saya sadar, tiba tiba aku merindukan POM Bensin (SPBU) "oh tuhan pertanda apa ini....." jujur ini bukan tentang mbak-mbak yang menjaga dan melayani di bilik SPBU tapi ini tentang intensitas saya mengunjungi SPBU tiba-tiba berkurang, 

Bahagia Dalam Drama Motor Tua

Tiba dipengujung bulan dimana semua drama motor, bengkel dan kantong tayang dan kejutan kembali muncul "aku melihat mereka mesra...", hari-hari dibulan berikutnya pun menjadi pencarian dan perhitungan tentang hal membahagiakan ini

Pertamax RON 92 rupanya menjadi penghulu bagi kemesraan antara motor tua, bengkel dan kantong

Dapat sangat jelas dirasakan dengan bahan bakar ini tidak ada tarikan tuas gas yang terbuang karena pembakaran yang efisien

Minimnya bahan bakar yang menguap baik karena panas mesin maupun panas terik matahari