Mohon tunggu...
R ZifaP
R ZifaP Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa FKM UA

Anak muda yang tertarik di dunia kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hai Remaja! Jangan Mau Terpuruk dalam Bejana Perselingkuhan Orangtua

29 Mei 2023   20:30 Diperbarui: 29 Mei 2023   20:49 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Canva Design

Ibu tidak menangis sendirian rupanya, karena sang anak yang oleh ayahnya selalu dianggap “anak kecil” itu ikut bersedih. Bisa dikatakan suasana rumah tangga dengan campur peran orang ketiga adalah seperti bejana.

Lalu bagaimana remaja menyikapi hal ini? Perselingkuhan orang tua adalah di luar kendali anak maupun istri. Sehingga remaja harus menanamkan beberapa hal agar tidak terpuruk dalam bejana perselingkuhan orang tua.

Orang Tua Juga Manusia

Puisi-puisi yang indah seolah menyanjung orang tua layaknya malaikat bagi anak-anaknya. Kalimat tersebut memang tepat untuk puisi karena pada kenyataannya orang tua juga manusia biasa yang jasanya tak ternilai pada anak-anaknya. 

Sebagai manusia biasa, maka melakukan kesalahan adalah suatu keniscayaan. Kesadaran ini sangat penting diingat agar remaja tidak terlalu agresif menanggapi perselingkuhan orang tua dengan melabrak dan menjelek-jelekkan selingkuhan orang tua bahkan melakukan hal-hal konyol seperti merusak barang-barang atau menyakiti diri sendiri.

Mengingat juga bahwa sebagai seorang anak memiliki kewajiban menghormati serta menghindari kedurhakaan terhadap orang tua. Mungkin kesalahan tersebut sulit dilupakan, tetapi setidaknya kesadaran tersebut dapat menstimulasi remaja untuk memaafkan. 

Studi yang dilakukan oleh Annals of Behavioral Medicine menjelaskan bahwa memaafkan menjadikan tubuh lebih rileks. Perasaan tertekan dan risiko stress menurun, hal ini disimpulkan bahwa memaafkan dapat meningkatkan kesehatan mental seseorang.

Bermain Cantik dalam Bermedia Sosial

Remaja masa kini sedekat nadi dengan media sosial. Hal ini selaras dengan penelitian Stillman (2017) yang mengemukakan generasi Z atau gen Z adalah generasi kerja terbaru, lahir antara tahun 1995 sampai 2012, disebut juga generasi net atau generasi internet. 

Lalu apa saja isi media sosial seperti Tiktok, Instagram, maupun Twitter saat ini? Dalam bukunya Stillman (2017) How The Next Generation Is Transforming the Workplace menjelaskan salah satu perbedaan gen Y dengan gen Z adalah generasi Z menguasai teknologi dengan majunya, pikiran lebih terbuka dan tidak terlalu peduli dengan norma. Sehingga membuka media sosial dengan konten maupun cuitan berisi keluhan, cibiran, dan mengumbar aib sudah biasa sekarang ini. 

Remaja boleh kecewa dengan orang tua yang tidak sesuai harapan, namun privasi adalah hal berharga. Bayangkan berapa murahnya aib jika sudah bisa diakses melalui media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun