Bagaimana agar kita bisa bertahan dalam era konsumtif? Berikut beberapa prinsip dasar yang bisa diterapkan:
1. Dana Darurat & Perlindungan Risiko
Dalam kondisi tak terduga---misalnya sakit, kehilangan pekerjaan, hingga krisis ekonomi---tanpa dana darurat atau asuransi, seseorang sangat rentan jatuh ke jurang utang. Dua instrumen ini mendasari stabilitas finansial yang sehat.
2. Investor Bukan Sekadar Menabung
Untuk melawan tekanan inflasi dan deprisasi mata uang, sangat penting menyisihkan sebagian pendapatan ke instrumen produktif: deposito, reksa dana, saham, atau instrumen syariah jika kamu ingin pendekatan sesuai prinsip keuangan Islam. Menabung uang di kas saja bukan lagi cukup.
Peran Institusi: Pendidikan & Lembaga Keuangan
Upaya menguatkan literasi keuangan tidak bisa hanya bergantung pada individu. Sekolah dan kampus perlu memasukkan materi pengelolaan keuangan pribadi dalam kurikulum --- bukan hanya teori ekonomi makro, tetapi praktik sehari-hari.
Lembaga keuangan dan fintech juga punya tanggung jawab: selain menjual produk, mereka harus mendidik pengguna. Fitur edukatif (tutorial, simulasi, "health check finansial") dalam aplikasi bisa membantu pengguna memahami dampak keputusan mereka.
Pemerintah bisa turut serta dengan mendorong kampanye literasi keuangan berskala nasional, menyebarluaskan informasi melalui media sosial, TV, dan fasilitas publik. Regulasi yang mengharuskan lembaga keuangan menyertakan edukasi pengguna juga bisa menjadi langkah strategis.
Teknologi Sebagai Alat, Bukan Biang Kerok
Menariknya, teknologi --- yang seringkali jadi kambing hitam konsumtif --- justru bisa menjadi mitra positif jika digunakan dengan bijak. Aplikasi budgeting, pengingat cicilan, grafik pengeluaran otomatis, dan edukasi interaktif bisa membantu kita tetap terkendali.