Mohon tunggu...
Qurrota Ayuni Fitriana
Qurrota Ayuni Fitriana Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis @psikologiempathy dan Pengajar

Life for learn, learn for life.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

5 Cara agar Tidak Terjebak Hustle Culture

1 Desember 2021   17:00 Diperbarui: 2 Desember 2021   01:00 1277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hustle culture | Gambar dari www.kompas.com

Orang-orang yang ada di sekitar seorang hustlers, mungkin memahami bahwa bekerja keras yang dilakukan itu untuk kebaikan keluarga. 

Namun hal ini perlu untuk dikomunikasikan karena terkadang timbul adanya miskomunikasi yang menyebabkan hubungan menjadi renggang. 

Dengan komunikasi, akan didapatkan kesepahaman antara kedua pihak sehingga meminimalisir terjadinya konflik berkepanjangan.

Melatih kemampuan istirahat

Istirahat adalah sebuah kemampuan yang bisa dilatih. Seseorang perlu menganggap serius hubungan antara pekerjaan yang mengakibatkan stres karena kurangnya kegiatan yang bisa menurunkan stres seperti istirahat dan melakukan refreshing, termasuk olahraga, hobi, aktivitas santai hingga berkumpul bersama teman. Istirahat memiliki banyak macam, salah satunya yaitu tidur. 

Penting untuk seseorang melakukan kebutuhan dasar manusia satu ini karena bisa bermanfaat untuk meningkatkan kewaspadaan, menurunkan kelelahan, meningkatkan konsentrasi dan menjaga keseimbangan mental. 

Suatu studi dari University of Pennsylvania menyebutkan bahwa tidur dapat meningkatkan regulasi emosi dan kontrol diri sehingga mencegah kelelahan mental yang dalam jangka panjang bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan. Apabila hal tersebut konsisten dilakukan maka bisa membuat seseorang menjadi lebih meningkat secara kreativitas.

Melakukan apresiasi diri

Ketika banyak tuntutan dan harus diselesaikan dalam waktu cepat memang terasa berat. Apalagi jika setelah selesai namun hasilnya tidak sesuai harapan. 

Rasanya memang jengkel dan marah, tapi seseorang perlu melakukan tindakan apresiasi diri. Dengan apresiasi diri, seseorang bisa lebih menghargai proses yang telah dilalui dan tidak terlalu memaksakan diri agar selalu sempurna dalam melakukan pekerjaan. 

Bagi mereka yang memiliki kecenderungan perfeksionis hal ini terasa berat, namun dengan adanya lingkungan yang suportif dan memiliki komitmen untuk sama-sama mau menjaga situasi yang kondusif dalam bekerja, masing-masing bisa belajar untuk memulai kebiasaan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun