Mohon tunggu...
M Qorie Hernando
M Qorie Hernando Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia

Seperti namaku "Hernando" penjelajah yang berani. Aku suka hal - hal yang baru, unik, dan tantangan seperti penjelajah gunung, bermain gitar, dan membaca buku. Selamat datang di penulisan dan cerita tentang khayalan fiksiku.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kamu adalah Rumah Bagi Diri Sendiri

5 Oktober 2025   19:10 Diperbarui: 5 Oktober 2025   19:11 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pernahkah Anda merasa asing dengan diri sendiri?

Seperti hidup dalam tubuh yang tidak Anda kenal, mencoba memahami hati orang lain, atau berharap ada seseorang yang mau menjadi tempat Anda berpulang—rumah yang aman dan nyaman.

Selamat datang di usia dua puluhan.

Sahabat, saya juga pernah merasakan hal itu—dan mungkin saat ini saya masih berada di posisi yang sama.

Tulisan ini adalah sebuah cermin kecil yang menggambarkan bagaimana saya pernah tersesat tanpa arah, pernah jatuh, dan akhirnya menemukan satu tempat yang selama ini saya cari: diri sendiri.

Masa Kecil — Terlalu Biasa untuk Diingat

Jika Anda bertanya bagaimana masa kecil saya, jujur saja—tidak banyak yang benar-benar saya ingat. Tidak ada peristiwa besar, tidak ada luka yang terlalu dalam. Namun juga tidak ada pelukan hangat atau tawa yang masih membekas di hati.
Semuanya terasa datar, seperti hidup di rumah dengan dinding yang bersih namun sunyi. Makan tiga kali sehari, sekolah seperti anak-anak lain, pulang, tidur, dan mengulanginya lagi. Lengkap secara fisik, namun hati terasa kosong.

Saya tidak dapat mengatakan bahwa saya tidak dicintai, tetapi cinta itu tidak pernah benar-benar terasa. Mungkin karena tidak pernah diungkapkan secara langsung, atau karena setiap orang terlalu sibuk menjalani hidup masing-masing.

Saya tumbuh tanpa mengetahui bagaimana rasanya benar-benar dipeluk, didengarkan, atau ditanya tentang perasaan saya.

Mungkin inilah awal dari segalanya.

Saya tidak tahu siapa diri saya—karena sejak kecil, tidak ada yang benar-benar bertanya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun