Mohon tunggu...
Qanita Zulkarnain
Qanita Zulkarnain Mohon Tunggu... Lainnya - Magister Psikologi

Psychology Undergraduate and Psychometrics Graduate.

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Internet dan Cara Berpikir Individu Beragama

27 Februari 2019   08:03 Diperbarui: 27 Februari 2019   09:50 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.informationweek.com

Kelompok ini mencakup semua alat yang kita gunakan untuk memperbesar atau menopang kekuatan mental kita---untuk menemukan dan mengelompokkan informasi, untuk merumuskan dan mengungkapkan gagasan, untuk berbagi cara dan pengetahuan, untuk melakukan pengukuran dan penghitungan dan untuk memperbesar kemampuan ingatan kita. 

Peta dan jam termasuk dalam kelompok keempat. Begitu juga sempoa, kalkulator, globe, buku, suratkabar, telepon, komputer dan internet.

Teknologi intelektual mempunyai kekuatan paling besar dalam membentuk pikiran kita, mengkreasikan identitas personal dan publik serta membina hubungan dengan orang lain. 

Pada abad ke-21 ini, internet menandai suatu era ketika teknologi intelektual menyimpan potensi menakjubkan dalam mengubah peradaban manusia.

Nicholas Carr menyatakan bahwa internet merampas perhatian kita hanya untuk mencecerkannya. "Manusia menginginkan lebih banyak informasi, lebih banyak kesan, dan lebih banyak kompleksitas," tulis Torkel Klingberg, ahli neurosains Swedia. Kita cenderung "mencari berbagai situasi yang menuntut kinerja atau situasi serempak di mana (kita) dibanjiri informasi".

Internet didesain sebagai sebuah sistem interupsi yang diarahkan untuk membelah perhatian. Notifikasi-notifikasi yang tiada habisnya saat gawai kita terkoneksi dengan internet merupakan selingan dan gangguan ke dalam pikiran kita. 

Potongan-potongan informasi tersebut berlomba merebut ruang berharga dalam memori aktif. Sistem interupsi memperbesar kemampuan multitasking (multikerja) seseorang. Sekilas, keterampilan ini sangat dibutuhkan. 

Dalam satu waktu kita terlatih mengerjakan banyak hal dan fokus kita terbagi secara efektif dan efisien jika kita mampu mengolahnya. 

Namun, unsur multikerja mengakibatkan kita lemah dalam berpikir secara mendalam. Mungkin banyak tugas dan target yang berhasil kita selesaikan tepat waktu dengan kemampuan multikerja, tapi bisa jadi pada saat bersamaan kita tidak sadar telah kehilangan makna.

Individu beragama tentu saja membutuhkan internet sebagai sarana informasi dan bersosialisasi. Dengan internet, individu tersebut dapat mendapat dan membagikan informasi seputar agama dan perkembangannya. Setiap hal tentu saja memiliki sisi positif dan negatif. 

Dalam hal ini, internet dapat dijadikan salah satu fasilitas untuk berdakwah dan penguatan prinsip-prinsip agama yang baik dan benar. Namun jika digunakan dengan kurang baik, internet dapat menggoyahkan atau bahkan menjatuhkan prinsip-prinsip baik dalam diri individu.

((Ditulis pada tahun 2017 - sebagai tugas kuliah sepertinya))

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun