Mohon tunggu...
Yoga Sadhu
Yoga Sadhu Mohon Tunggu... Guru - Hanya Pemula

Blog :yogasadhu23@blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

"Korona Meninggi" Tombol Apa yang Akan Ditekan Pemerintah?

22 Mei 2020   14:17 Diperbarui: 22 Mei 2020   14:12 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Virus korona sudah menjangkiti  Indonesia selama tiga bulan lamanya. Hampir seluruh sektor lumpuh.  Angka penganguran pun bertambah akibat banyak perusahaan yang tidak sanggup menjalankan roda perekonomian. 

Pemerintah sudah berupaya untuk menghimbau bahkan tegas kepada masyarakat untuk  tinggal di rumah saja, karena virus ini tidak bisa diremehkan. PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) sudah diterapkan di berbagai kota dan provinsi yang menjadi zona merah. 

Namun, yang namanya pembatasan pasti akan berdampak kepada masyarakat walaupun tujuanya untuk memutus mata rantai virus korona. Walaupun rata-rata setiap kota menerapkan PSBB selama dua pekan dan sebagian diperpanjang tetap saja virus korona setiap hari selalu meningkat. Hal ini tentu menimbulkan kegelisahan dan kegundahan masyarakat dengan nasib mereka ke depan. Telebih bak hujan yang tidak pernah reda, virus ini belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda bahkan WHO menyebut virus ini tidak akan reda dalam waktu singkat. 

 Berdiam diri di rumah memang menekan masyarakat secara psikologi dan materil. Pemerintah memang berupaya keras agar kebutuhan masyarakat tetap terjamin dengan memberikan seabrek bantuan sosial. Namun, akibat persiapan bantuan yang kurang siap membuat bantuan sosial sering salah sasaran, carut marut, hingga masalah lainya. 

Hal ini karena  sifat bantuan yang mendadak dan jumlah bantuan tidak sebanding dengan jumlah masyarakat yang terdampak. Selain itu bantuan juga tidak akan bisa memenuhi kebutuhan dalam jangka panjang. Hanya bekisar 2-3 bulan saja.

Larangan mudik pun sudah dilakukan pemerintah. Hal ini karena penyebaran virus korona terjadi karena perpindahan dan mobilisasi masyarakat. Namun, perantau akan merasa kesulitan dan akan sangat "menderita" karena penghasilan tidak ada dan jalan satu-satunya adalah pulang ke kampung halaman. 

Untuk itulah banyak pemudik yang kucing-kuncingan dengan petugas di jalan raya sampai dipaksa putar balik. Jika kita menyaksikan berita seperti itu  mungkin kita akan dilema, di satu sisi memang untuk tujuan baik, di sisi lain perantau pun akan mengalami kesulitan hidup selama di perantauan  terlebih jika mereka tidak mendapatkan bantuan sosial, untuk itulah tunawisma akan banyak bermunculan di kota besar.

Yang terbaru adalah pemerintah yang mewacanakan untuk melonggarkan aktivitas masyarakat. Memang mengejutkan, pemerintah yang awalnya semangat menghimbau masyarakat agar di rumah saja, mulai sedikit melunak dan mewacanakan sebuah pelonggaran meskipun tidak dilakukan dalam waktu dekat. Namun celakanya saat ini masyarakat pun seperti tidak tahan jika terus-terusan seperti ini. Ditambah wacana pelonggaran, mereka mulai berani "merangsek". 

Moment lebaran lah yang menjadi kesempatanya. Pasar dan pusat perbelanjaan menjadi ramai. Jalanan pun bertambah macet. Jaga jarak pun diabaikan. Hal ini membuat #indonesiaterserah mengudara. Tenaga medis akan sangat kecewa, seakan usaha keras mereka dalam garda terdepan menangani virus korona sia-sia. 

Namun disisi lain, masyarakat tentu tidak akan tahan dengan ketidakpastian. Bagaimana pun juga jika virus ini tidak reda sampai akhir tahun saja hidup mereka pun akan sangat kesulitan, ekonomi semakin buruk,  kejahatan pun merajalela, dan negara pun juga dalam masalah yang sangat sulit.

Inilah yang menyebabkan pemerintah dihadapkan dengan dua tombol yaitu kesehatan dan ekonomi, dua hal bak satu jantung dalam satu tubuh. Jika pemerintah menekan tombol kesehatan dan tetap dengan situasi seperti sekarang maka ekonomi pun akan mengalami kiris. Jika pemerintah menekan tombol ekonomi di situasi yang sekarang ini , maka angka positif korona akan meningkat dengan tajam apalagi per 21 Mei sudah mencapai hampir seribu orang. Hal ini tentu akan menambah kerumitan .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun