Mohon tunggu...
putri yasmi
putri yasmi Mohon Tunggu... Mahasiswa

saya seorang dendrophile

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hilang untuk Healing

26 September 2025   12:11 Diperbarui: 26 September 2025   12:11 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku mulai memperhatikan sekeliling. Pohon yang tumbuh di hadapanku berdiri kokoh, meski batangnya penuh luka, bekas tergores waktu. Tapi tetap saja, ia menegakkan diri, memberi teduh, dan tidak berhenti tumbuh. Aku tersenyum kecil. Mungkin begitulah aku seharusnya. Luka bukan alasan untuk berhenti, tapi tanda bahwa aku pernah bertahan.

Aku menghela napas panjang.

"Jadi begini rasanya... hilang," bisikku pada diri sendiri.

Hilang bukan berarti tak ada. Hilang juga bukan berarti kalah. Kadang, hilang justru adalah cara terbaik untuk menemukan.

Aku mengingat wajahnya lagi. Senyum yang pernah membuatku merasa cukup hanya dengan berada di sisinya. Janji-janji yang pernah terdengar begitu indah, kini hanya tinggal gema. Ada sesak, tentu saja. Tapi entah mengapa, kali ini tidak terasa seberat kemarin.

Mungkin karena aku mulai menerima bahwa segala sesuatu di dunia ini punya masanya. Bunga mekar, lalu gugur. Matahari terbit, lalu tenggelam. Begitu juga cinta: datang, lalu bisa saja pergi. Dan ketika ia pergi, bukan berarti keindahannya ikut musnah. Keindahan itu tetap tinggal di hati, pada mereka yang pernah merasakannya.

Aku menyentuh lantai kayu di bawahku. Dingin, kasar, tapi nyata. Sama seperti hidup: tidak selalu lembut, tapi selalu ada untuk dihadapi.

Hari itu, aku membiarkan diriku menangis. Tidak keras, tidak tersedu-sedu, hanya butiran air mata yang jatuh perlahan. Tangis yang akhirnya terasa melegakan. Karena di tempat ini, di bawah rindangnya pepohonan, aku tak lagi perlu berpura-pura kuat.

Dan setelah tangis itu reda, aku tersenyum.

Bukan karena lukaku sudah sembuh, tapi karena aku tahu aku sedang berjalan ke arah itu.

"Hilang untuk healing," aku berbisik pelan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun