Mohon tunggu...
Sicylia Syukur
Sicylia Syukur Mohon Tunggu... Autor

Jadilah seperti padi, semakin berisi semakin merunduk

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Pelatihan Maggot, Bunga Matahari, dan Konservasi Lingkungan di SMPIT Nidaul Hikmah Salatiga

27 September 2025   14:45 Diperbarui: 28 September 2025   19:41 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Pelatihan Maggot, Bunga Matahari, dan Konservasi Lingkungan di SMPIT Nidaul Hikmah Salatiga (Sumber: Arsip Dokumentasi Humas SMPIT Nidaul Hikmah

Salatiga -- Aula SMPIT Nidaul Hikmah dipenuhi dengan semangat belajar untuk kepedulian lingkungan dengan mengolah limbah sampah, memanfaatkan Magot sebagai sumber ketahanan pangan dan manfaat menanam bunga Matahari. Acara ini menghadirkan rangkaian materi edukatif yang menginspirasi, mulai dari budidaya maggot BSF, pemanfaatan bunga matahari, hingga penerapan teknologi sederhana untuk menjaga keseimbangan alam sekaligus mendukung kebutuhan pangan keluarga.

Magot BSF: Solusi Sampah dan Sumber Nutrisi

Salah satu sesi utama membahas budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF). Peserta diajak memahami siklus hidup maggot, manfaatnya dalam mengurai sampah organik, hingga produk turunan berupa pupuk organik cair (lerigot) dan kompos padat (kasgot). Selain mengurangi volume sampah hingga 80%, maggot juga memiliki kandungan protein tinggi yang dapat digunakan sebagai pakan ternak.

Foto: Bapak Tarifkhan menjelaskan Siklus hidup Maggot kepada para peserta pelatihan (Sumber: Arsip Dokumentasi Humas SMPIT Nidaul Hikmah)
Foto: Bapak Tarifkhan menjelaskan Siklus hidup Maggot kepada para peserta pelatihan (Sumber: Arsip Dokumentasi Humas SMPIT Nidaul Hikmah)

Metode ini dinilai efektif menjawab persoalan sampah rumah tangga sekaligus menciptakan peluang ekonomi baru. Peserta mendapatkan penjelasan praktis mengenai cara memulai budidaya maggot skala rumahan dengan komposter portable, sehingga bisa langsung diaplikasikan di lingkungan masing-masing.

Bunga Matahari: Indah, Ekologis, dan Ekonomis

Tidak hanya membahas serangga, pelatihan ini juga menyoroti pemanfaatan bunga matahari. Tanaman ini dijelaskan memiliki peran penting dalam pemulihan lingkungan melalui proses fitoremediasi, yaitu kemampuan akar menyerap logam berat dari tanah yang tercemar. Selain fungsi ekologis, bunga matahari juga bernilai ekonomi tinggi, baik sebagai sumber minyak nabati, pakan ternak, maupun komoditas wisata edukasi.

Peserta diajak menanamkan pemahaman bahwa bunga tidak hanya memperindah lingkungan, tetapi juga mampu memberi manfaat nyata bagi kesehatan tanah, ketahanan pangan, dan kesejahteraan masyarakat.

Ketahanan Pangan dengan Sistem Sederhana

Materi lain yang menarik perhatian adalah budidaya ikan dalam ember (budikdamber). Sistem ini menggabungkan ikan lele dengan tanaman sayur dalam satu wadah, sehingga air kolam tidak cepat kotor karena disaring akar tanaman, sementara tanaman mendapat nutrisi alami dari kotoran ikan.

Sistem ini dinilai tepat untuk diterapkan di rumah tangga karena hemat tempat, biaya murah, dan mudah dirawat. Selain itu, konsumsi lele yang kaya protein diyakini mampu mendukung program pencegahan stunting di Indonesia.

Edukasi Ramah Lingkungan Sejak Dini

Pelatihan ini menekankan bahwa konservasi tidak selalu membutuhkan teknologi canggih. Langkah kecil, seperti menanam sayuran di wadah bekas atau memilah sampah organik dan non-organik, bisa memberikan dampak besar jika dilakukan secara konsisten.

Pemateri inspiratif, saat menyampaikan materi konservasi lingkungan di Aula SMPIT Nidaul Hikmah (Sumber: Arsip Dokumentasi Humas SMPIT Nidaul Hikmah)
Pemateri inspiratif, saat menyampaikan materi konservasi lingkungan di Aula SMPIT Nidaul Hikmah (Sumber: Arsip Dokumentasi Humas SMPIT Nidaul Hikmah)

Dalam penyampaiannya, Bapak Iwan Budiono selaku pemateri menegaskan,

"Kami ingin menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini. Siswa harus memahami bahwa menjaga bumi dapat dilakukan dengan cara sederhana, namun memberikan manfaat yang sangat besar bagi masa depan."

Harapan dan Tindak Lanjut

Melalui kegiatan ini, diharapkan para peserta dapat menjadi agen perubahan di lingkungannya masing-masing. Dengan mempraktikkan ilmu yang diperoleh, seperti budidaya maggot, penanaman bunga matahari, hingga sistem budi daya ikan lele dalam ember atau sistem budidaya Ayam petelur. Peserta dapat berbagi ilmu untuk lingkungan sekolah dan masyarakat sehingga bukan hanya menjaga lingkungan, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan keluarga.

Kegiatan di Aula SMPIT Nidaul Hikmah ini menjadi bukti nyata bahwa edukasi konservasi lingkungan bisa dikemas secara menarik, aplikatif, dan bermanfaat. Lebih dari sekadar pelatihan, acara ini adalah upaya menyiapkan generasi emas yang peduli terhadap alam sekaligus mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun