Semua orang harus tau kalau ITB sedang menerapkan sistem yang tidak berkeadilan sekarang ini, sebagai seorang mahasiswa yang memimpikan untuk masuk 10 Universitas terbesar di Indonesia termasuk ITB, mengenal ITB dengan jargon "yang penting masuk ITB aja dulu" Â "jangan khawatir soal biaya", akan tetapi semua itu mulai berubah dimulai dari tahun lalu, mahasiswa dipersulit melakukan cicilan pembayaran UKT , banding UKT yang sering ditolak dan paliing puncaknya pada tahun ini mahasiswa harus membayar UKT untuk bisa melanjutkan kuliah tanpa panangguhan terlebih dahulu.Â
Jika tidak membayar HARUS CUTI dan mirisnya lagi mahasiswa disarankan oleh kampus untuk melakukan pinjaman online agar bisa melanjutkan perkuliahan.ITB memberikan kebijakan membayar UKT dengan mengajukan pinjaman melalui cicilan 6-12 bulan tanpa DP dan jaminan melalui pihak ke-3 DANACITA, yang juga katanya mendapatkan izin dari OJK. Tetapi biaya cicilannya itu sebesar 1,75% perbulan dan harus dilunasi dimasa perkuliahan.
Hal ini kontras jika dibandingkan dengan amant UU RI Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pasal 76 berbunyi " pinjaman dana tanpa BUNGA yang wajib dilunaskan setelah lulus atau memperoleh pekerjan" sebagai bagian dari hak mahasiswa.
IRONIS BUKAN ?
Bukan kah ITB terkenal dengan kampus banyak beasiswa bahkan ada beasiswa makan, beasiswa berprestasi, sekarang seolah bertindak kontradiktif terhadap mahasiswa.
Mahasiswa ITB melaksanakan demo didepan Gedung Rektorat pada hari senin (29/1/2024) untuk mendesak keputusan mengenai masalah UKT mahasiswa.Â
Tingginya UKT mahasiswa ITB membuat banyak mahasiswa menunggak dalam pembayaran UKT. diketahui besarnya UKT mahasiswa ITB menyentuh angka 20 Juta per semesternya .Â
mahal sekali bukan?Â
kalau pendidikan semahal ini ? bagaimana dengan cita-cita Indonesia untuk mencerdaskan seluruh anak bangsa ? sedangkan harga yang harus dibayarkan semahal ini.Â
penulis : Dheo Yudha KusumaÂ
NIM: 230802081
Dosen Pengampu : Arifati Ilma Lubis, M.Psi,. Psikolog
