Setelah makam dalam kondisi bersih, masyarakat mengadakan doa bersama dan tahlil yang dipimpin oleh tokoh agama atau sesepuh desa. Tujuan dari kegiatan ini adalah mendoakan arwah para leluhur agar mendapatkan tempat yang layak di sisi Tuhan.
4. Berbagi Makanan dan Kenduri
Sebagai bentuk rasa syukur dan kebersamaan, makanan yang telah dipersiapkan dibagikan kepada keluarga dan tetangga. Di beberapa daerah, tradisi ini dilanjutkan dengan kenduri atau makan bersama sebagai ungkapan rasa syukur atas rezeki yang telah diterima.
5. Prosesi Kirab Budaya (Jika Ada)
Di beberapa wilayah, Nyadran juga dirayakan dengan kirab budaya, di mana masyarakat membawa gunungan hasil bumi untuk didoakan bersama. Setelahnya, hasil bumi tersebut dibagikan kepada warga sebagai lambang keberkahan dan kesejahteraan.
Kendati zaman terus berkembang, tradisi Nyadran masih tetap bertahan. Banyak generasi muda yang mulai tertarik untuk ikut serta dalam ritual ini. Pemerintah daerah juga mendukung dengan memasukkan Nyadran sebagai bagian dari kalender budaya tahunan.
Seiring dengan perkembangan zaman, pelaksanaan Nyadran mengalami berbagai penyesuaian. Jika dahulu tradisi ini lebih sering dilakukan secara sederhana di lingkungan pedesaan, kini banyak komunitas budaya dan pemerintah daerah yang mengemasnya dalam bentuk festival agar lebih menarik bagi generasi muda.
Dengan semangat kebersamaan dan nilai luhur yang terkandung di dalamnya, Nyadran bukan sekadar tradisi, tetapi juga cerminan harmoni antara manusia, leluhur, dan alam. Keberadaannya menjadi pengingat bahwa menghormati asal-usul dan mempererat hubungan sosial adalah bagian penting dari identitas budaya yang harus terus dilestarikan.
Dengan terus dilestarikannya Nyadran, diharapkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tradisi ini tetap terjaga. Lebih dari sekadar ritual, Nyadran menjadi simbol keterhubungan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan dalam kehidupan budaya masyarakat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI