Mohon tunggu...
P.N. Estu
P.N. Estu Mohon Tunggu... Penulis

Menulis menjadi cara merefleksikan hasil baca. Dengan menulis aku belajar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gisik Kenangan

5 Oktober 2025   09:34 Diperbarui: 5 Oktober 2025   09:34 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


dulu, gisik ini tempat ibuku mendulang
kristal-kristal putih lautan ---
pemberi rasa pada tiap masakan
di dapur-dapur mengepul

dulu, gisik ini tempatku bermain
dengan debur ombak dan sinar fajar,
menunggu bapak pulang
membawa seperahu ikan

dulu, gisik ini tempatku menyusun senyum terang
melengkung di antara warna legam kemerdekaan

dulu, gisik ini tempatku berlarian,
berkejaran dengan kawan-kawan
di tengah riuh suara camar

dulu, gisik ini tempatku memanjat nyiur,
meminum air kelapa segar
sambil tertawa riang

dulu, gisik menjadi rumahku ---
tempat menanam harapan
di antara gunung-gunung garam dan ikan-ikan

kini, rumahku tergusur,
perahu-perahu tergantung,
tambak-tambak diuruk tanah gunung,
rob dan hujan berpadu,
airnya terapung-apung mencari jalan
namun terbentur tembok dan bangunan,
bingung menemukan arah
untuk kembali ke lautan.

2025

P.N. Estu

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun