dulu, gisik ini tempat ibuku mendulang
kristal-kristal putih lautan ---
pemberi rasa pada tiap masakan
di dapur-dapur mengepul
dulu, gisik ini tempatku bermain
dengan debur ombak dan sinar fajar,
menunggu bapak pulang
membawa seperahu ikan
dulu, gisik ini tempatku menyusun senyum terang
melengkung di antara warna legam kemerdekaan
dulu, gisik ini tempatku berlarian,
berkejaran dengan kawan-kawan
di tengah riuh suara camar
dulu, gisik ini tempatku memanjat nyiur,
meminum air kelapa segar
sambil tertawa riang
dulu, gisik menjadi rumahku ---
tempat menanam harapan
di antara gunung-gunung garam dan ikan-ikan
kini, rumahku tergusur,
perahu-perahu tergantung,
tambak-tambak diuruk tanah gunung,
rob dan hujan berpadu,
airnya terapung-apung mencari jalan
namun terbentur tembok dan bangunan,
bingung menemukan arah
untuk kembali ke lautan.
2025
P.N. Estu
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI