Mohon tunggu...
Putri Lomo
Putri Lomo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Strategi Cerita Sederhana Fajar Bustomi

27 September 2021   02:56 Diperbarui: 27 September 2021   03:05 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari waktu ke waktu industri film di Indonesia terus mengalami pertumbuhan yang kian pesat. Industri perfilman dalam negeri terus mengharapkan respon positif dari masyarakat Indonesia atas film-film yang telah lahir. Mengapa demikian ?

Tinggi rendahnya jumlah penonton akan membawa pengaruh dalam proses terciptanya film dalam negeri. Semakin tinggi jumlah penonton dalam sebuah film nasional, maka akan semakin banyak pihak yang ingin menjadi investor dalam industri film Indonesia.

Hal inilah yang menjadi tantangan sekaligus tugas bagi seorang sutradara. Peran sutradara sangat penting dalam menarik minat penonton terhadap sebuah film.

Sutradara dalam Teori Auteur

Teori auteur merupakan teori yang membahas mengenai sutradara sebagai seseorang yang memiliki kekuatan kreatif dalam menciptakan sebuah film. Istilah Auteur pertama kali dipopulerkan oleh Francois Truffaut pada tahun 1984.

Dalam bukunya yang berjudul Film Theory: An Introduction, Stam (2000:83) menerangkan bahwa seorang sutradara tidak hanya bertugas sebagai pembuat skenario melainkan ia menjadi seorang seniman kreatif yang akan memberi ciri khas sendiri dalam sebuah film.

Itulah mengapa film yang tercipta tidak jauh beda dari kepribadian penciptanya.

Dalam proses memproduksi film, sutradara memiliki hak dalam menentukan pengambilan unsur visual seperti lokasi, kesan cahaya, angle, komposisi dalam bingkai, pemeran hingga pengaturan set penggambaran guna menyampaikan makna tertentu.

Film merupakan sebuah karya seni. Sebagai seorang seniman, film menjadi tempat bagi seorang sutradara untuk mengekspresikan dirinya.  

Teori Auteur memiliki tiga konsep dasar dalam melihat seorang sutradara yaitu kompetensi teknis, kepribadian dari sutradara, dan makna yang disampaikan sutradara melalui filmnya.

Sosok Sutradara Fajar Bustomi

Sumber: tribunnewswiki.com
Sumber: tribunnewswiki.com

Fajar Bustomi merupakan salah satu sutradara ternama di Indonesia. Pria berumur 38 tahun ini telah menggarap lebih dari 17 film sejak memulai kariernya di dunia industri film tanah air.

Awal mula Fajar berkarir di dunia perfilman ia tidak langsung menjadi seorang sutradara melainkan aisten sutradara dalam film Brownies (2005). Waktu itu Fajar bertugas untuk mencatat adegan sekaligus asisten penyunting gambar.

Sejak saat itu, Fajar pun terus belajar mengenai dunia perfilman.

Sumber: antaranews.com
Sumber: antaranews.com

Nama Fajar Bustomi semakin terkenal ketika film Dilan 1990 (2018), Dilan 1991 (2019), Milea: Suara dari Dilan (2020), dan Mariposa (2020) muncul di bioskop. Keempat film tersebut berhasil merebut hati jutaan penonton Indonesia.

Dalam proses pembuatan film, Fajar Bustomi cenderung menggunakan skenario cerita yang sederhana namun kaya akan rasa. Strategi ini ia gunakan agar penonton lebih mudah mengerti dan memahami alur dan makna ceritanya. Alhasil banyak remaja Indonesia yang masih terbayang-bayang saat pertama kali film Dilan 1990 ditayangkan di bioskop.

Fenomena ini dapat dilihat dari kemunculan video atau meme yang mengutip gombalan dari film Dilan 1990.

Keberhasilannya dalam membuat sebuah film tak lepas dari kerja keras dalam melakukan riset. Untuk keperluan naskah cerita, Fajar harus bergaul dengan para anak remaja. Riset ini banyak membantunya dalam membuat sebuah film yang dapat sinkron dengan remaja masa kini.

Alhasil film-filmnya yang bertemakan tentang remaja sangat mencerminkan kehidupan para remaja saat ini khususnya yang berada di bangku SMA.  

Terlihat dalam proses pembuatan film, sebagai seorang sutradara Fajar Bustomi lebih mengutamakan alur dan makna cerita dalam sebuah film ketimbang teknis dalam memproduksi film tersebut. Sebagai pemegang peran penting dalam keberhasilan sebuah film, Fajar Bustomi memenuhi tiga konsep dasar dalam teori auteur. 

Daftar Pustaka

Stam, R.(2000).Film Theory: An Introduction. USA: Blackwell.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun