Mohon tunggu...
A
A Mohon Tunggu... Guru - Penulis Cerpen dan Puisi

Suka dengan karya Seni, Sastra, Film

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bulan dan Bintang

5 Maret 2024   10:51 Diperbarui: 5 Maret 2024   13:04 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://id.pinterest.com/pin/666743919822607783/

 Bulan dan Bintang

Heningnya malam adalah perayaan untuk riuhnya luka

Pilu yang kelam menari-nari di seantero kepala

Tenang tak kunjung hadir

Angan berakhir getir

Lantas siapa yang harus aku salahkan?

Semesta atau takdir?

Di malam yang gelap, tirai beludru terbuka lebar, mimpi-mimpi manis merangkul dalam alam batin. Dalam khayalan yang merajut benang tak terlihat. Pekat malam yang memeluk keheningan hadirkan ketenangan yang sunyi. Cahaya bintang-bintang redup, bintang membuat bentala kehilangan sinarnya. Bulan yang tampak indah juga tak menampakkan sinarnya. Bulan dan bintang, saling menghibur sunyi pada malam itu, sepasang teman setia berbagi cerita dan rahasia. Namun, bintang yang tadinya bersinar kini sedang redup cahayanya, di tengah malam yang kelam malam terbentang tak satu pun bintang bersinar. Galaksi melankolis, tak luput darinya. Meteor berjatuhan tanpa harapan, simbol kehilangan dalam kegelapan, berjajar planet sunyi tak bercahaya, bulan mengintip, mencoba menyapa namun ia enggan. Aku menyukai purnama. Tapi sungguh aku lebih menyukai waktu di mana bulan meredakan egonya, meredam cahaya hingga bintang dapat sama menunjukkan keindahan sinarnya. Karena di sanalah kedamaian benar-benar berada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun