Mohon tunggu...
PUTRI AULIANNSA__
PUTRI AULIANNSA__ Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya suka olahraga dan makan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Etika Bahasa dalam komunikasi media sosial di kalangan remaja

24 Juni 2025   18:50 Diperbarui: 24 Juni 2025   20:18 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

PENDAHULUAN
Penggunaan bahasa, baik secara lisan maupun tulisan, memiliki tujuan yang sama, yaitu menyampaikan pesan. Pesan yang disampaikan kepada pendengar atau pembaca akan menghasilkan pemahaman yang bervariasi sesuai dengan tingkat kepekaan masing-masing, baik dari pengirim maupun penulis. Dalam hal bahasa tulisan, simbol-simbol yang digunakan sepenuhnya akan menjadi makna yang dapat dimaknai oleh pembaca. Sesuai dengan pendapat Derrida (Ricoeur, 2014:56), bahasa tulisan adalah representasi total dari sesuatu yang baru dan muncul, yang terdapat dalam percakapan yang dinamis, yakni proses pemisahan makna dari peristiwa-peristiwa. Pemisahan tersebut tidak menghilangkan struktur dasar dari wacana. Apa yang dimaksud Derrida adalah bahwa pembaca akan dapat sepenuhnya memahami ide atau konsep dari penulis melalui tulisannya. Selain itu, pembaca juga dapat menafsirkan nada dan ekspresi dalam penyampaian tulisan tersebut. Dengan demikian, bahasa tulisan menawarkan beragam interpretasi jauh lebih banyak dibandingkan dengan komunikasi yang bersifat lisan.
Dalam konteks akademik, keragaman dalam interpretasi bahasa tulisan sangat dibolehkan akan tetapi tetap berada dalam parameter yang jelas. Parameter akademik tersebut ada dalam posisi kesantunan dalam berbahasa. Manusia terlahir memang tidak secara otomatis akan memiliki kesantunan dalam berbahasa. Namun, manusia akan menemukan kesantunan berbahasa seiring perjalanan komunikasi merekasatu sama lain.
Dewasa ini, perkembangan teknologi telah menjalar ke semua lini kehidupan. Semua hal dalam urusan kehidupan kini disebut sebagai kemajuan atau modern bila disandingkan dengan teknologi. Kaplan & Haenlein menyebutkan bahwa media sosial adalah sekumpulan aplikasi berbasis internet, beralaskan pada ideologi dan teknologi Web 2.0 sehingga memungkinkan penciptaan dan pertukaran konten oleh penggunanya (Fahmi, 2017:137-144). Teknologi telah menjadi piranti setia dalam penyelesaian segala urusan kehidupan manusia. Termasuk dalam konteks komunikasi, teknologi terus memberikan layanan mudah dan simpel untuk menghubungkan manusia satu dengan lainnya. Media chatting telah didominasi oleh vendor facebook, whatsapp, instagram, tweeter, line, path dan lainnya. Selain itu juga dalam hal surat elektronik telah menciptakan satu khazanah globalisasi yang luar biasa melaui ymail, yahoo, gmail, dan lain sebagainya.
Perkembangan komunikasi melalui media sosial telah memberikan perubahan mainset revolutif di kalangan masayarakat. Indikasi ini terlihat dengan mudahnya melakukan komunikasi antar individu tanpa terbatas ruang dan waktu. Indonesia merupakan negara keempat besar sebagai pengguna facebook di dunia (m.liputan6.com, 21 April 2017). Pengguna facebook di Indonesia berjumlah 111 juta orang per April 2017. Urutan ini berada di posisi keempat setelah Amerika Serikat, India dan Brazil. Jumlah tersebut merupakan bagian dari 1,968 miliar pengguna facebook di Dunia.
Penelitian ini menitikberatkan pada aspek kesantunan berbahasa di media sosial atau etika berbahasa. Leech (2011:206) mengemukakan bahwa ada 6 prinsip kesantunan berbahasa; (1) Kebijaksanaan, (2) penerimaan, (3) kemurahan, (4) kerendahan hati, (5) kecocokan, dan (6) kesimpatian. Sejalan dengan Leech, Pranowo (2012:103-104) mempersepsikan bahwa kesantunan berbahasa dapat terjadi dalam kriteria-kriteria berikut; mejaga suasana perasaan lawan tutur sehinggadia berkenan bertutur dengan kita, mempertemukan perasaan kita (penutur) dengan perasaan mitra tutur sehingga isi tuturan sama-sama dikehendaki karena sama-sama diinginkan, menjaga tuturan dapat diterima oleh lawan tutur karena dia sedang berkenan di hati, menjaga agar dalam tuturan terlihat kemampuan penutur di hadapan mitra tutur, menjaga agar dalam tuturan selalu terlihat posisi lawan tutur selalu berada pada posisi yang lebih tinggi dan menjaga agar dalam tuturan selalu terlihat bahwa apa yang dikatakan kepada lawan tutur juga dirasakan oleh penutur.
Penelitian ini melihat perkembangan bahasa yang digunakan di media sosial facebook dilihat dari pendekatan kesantunan berbahasa dan fungsi bahasa dalam pendekatan filsafat bahasa. Secara umum komponen filsafat bahasa dibagi ke dalam tiga ranah besar yakni epistemologi, ontologi dan aksiologi.
 

PEMBAHASAN
FILSAFAT BAHASA
Komponen utama dalam filsafat meliputi ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ketiganya tidak dapat dipisahkan dalam diskusi filsafat. Tiga aspek tersebut kemudian akan diterapkan dalam berbagai jenis filsafat terapan. Dalam hal ini, fokus pada filsafat bahasa yang merupakan salah satu cabang dari filsafat terapan dengan penekanan pada bahasa. Hidayat (2009:13) menyatakan bahwa filsafat bahasa dapat berfungsi sebagai sebuah metode berpikir. Dengan demikian, landasan yang dijadikan acuan adalah berpikir dengan cara yang mendalam, logis, dan bersifat universal.
Filsafat dipahami sebagai suatu proses berpikir (Alwasilah, 2008:8). Hal ini berhubungan dengan fakta bahwa ketika seseorang melakukan kegiatan filsafat, dia selalu berlandaskan pada logika, estetika, metafisika, dan epistemologi (KBBI, 2001:277). Jika berfilsafat merupakan proses berpikir, maka secara otomatis berpikir itu adalah menggunakan bahasa. Seseorang tidak mungkin berpikir tanpa adanya ungkapan yang dibahas. Jadi, posisi bahasa di sini berfungsi sebagai simbol dari proses berpikir tersebut. Bahasa bukan hanya sekadar rangkaian bunyi yang bisa dipahami secara empiris, namun juga memiliki banyak makna yang bersifat non-empiris (Alwasilah, 2008:14).
Oleh karena itu, filsafat bahasa dapat dibagi menjadi dua kategori besar. Pertama, bahasa digunakan untuk menjelaskan berbagai objek dalam filsafat. Kedua, bahasa sebagai objek materi dalam penelitian filsafat, seperti filsafat hukum, filsafat seni, filsafat manusia, filsafat agama, dan lain-lain (Alwasilah, 2008:14).Mengingat cakupan bahasan filsafat bahasa yang sangat luas, penulis membatasi kajian ini hanya pada dua aspek yaitu hakikat bahasa, serta penggunaan dan fungsi bahasa. Kedua hal penting ini membahas tentang bahasa yang digunakan di media sosial Facebook oleh remaja usia SMP di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
HAKIKAT BAHASA
Bahasa dapat dilihat sebagai alat untuk berkomunikasi jika diulas dari perspektif fungsinya. Menurut Bloch dan Trager dalam Asep Ahmad Hidayat (2006:22), bahasa diartikan sebagai sebuah sistem simbol bunyi yang bersifat arbitrer, yang digunakan oleh kelompok sosial tertentu sebagai sarana untuk berinteraksi. Sebaliknya, Josep Bram (Hidayat, 2006:22) menyatakan bahwa bahasa adalah sebuah sistem terstruktur dari simbol bunyi yang arbitrer yang difungsikan oleh anggota kelompok sosial untuk saling berkomunikasi. Selain itu, Wardaugh (Hidayat, 2006:22) mendefinisikan bahasa sebagai sebuah sistem simbol suara yang arbitrer yang digunakan untuk komunikasi antar manusia.
Dalam bahasa, hubungan antara simbol dan apa yang dilambangkannya tidaklah bersifat otomatis atau alami, seperti contoh antara awan gelap dan hujan yang turun. Fungsi simbol terutama berasal dari konsensus atau kesepakatan di antara anggota kelompok serta konvensi sosial (Hidayat, 2009: 25).
Melalui beberapa pendapat yang ada, terlihat bahwa ada kesamaan dalam definisi yang menyebutkan ‘simbol’. Simbol menjadi fokus utama dalam bahasa. Dengan adanya simbol, individu dapat saling mengerti dan berkomunikasi satu sama lain. Pada dasarnya, bahasa merupakan rangkaian simbol yang merepresentasikan segala peristiwa atau fenomena yang ada. Jadi, bahasa dapat dipahami sebagai simbol.
FUNGSI BAHASA
Menurut Hidayat, salah satu hal yang paling penting dalam bahasa adalah fungsi bahasa. Secara umum, fungsi bahasa dapat dipahami sebagai sarana untuk berkomunikasi, dan ini bisa dianggap sebagai fungsi utama dari bahasa (Swandy N, 2017:1-19). Sebagai sistem simbolik, bahasa mengandung arti. Ucapan dari penutur terhubung secara simbolis dengan objek atau peristiwa di dunia nyata. Ucapan tersebut memiliki arti atau terdiri dari berbagai ciri pengalaman serta mengandung makna. Makna selalu menjadi pokok bahasan dalam kehidupan manusia. Isu makna akan terus berkembang seiring dengan perubahan peristiwa dalam kehidupan manusia. Dalam dunia filsafat, masalah makna ini menjadi fokus perhatian para pemikir filsafat bahasa. Tidak ada manusia yang dapat terpisah dari bahasa, dan tidak ada bahasa yang ada tanpa keberadaan manusia.
Fungsi yang paling utama dalam bahasa adalah komunikasi. Istilah komunikasi, yang dalam bahasa Inggris disebut communication, berasal dari kata Latin communicatio, yang berakar pada kata communis yang berarti "sama" (Effendy, Hidayat, 2006:26). Ketika dua orang terlibat dalam komunikasi, hubungan itu akan berlangsung selama mereka memiliki kesamaan pemahaman tentang apa yang dibicarakan.
Dalam sebuah percakapan, selalu ada ujaran. Dalam konteks komunikasi tulisan, ujaran merupakan ungkapan yang disampaikan dalam bentuk tulisan yang dapat dibaca oleh orang lain. Fungsi ujaran sebagai sarana komunikasi menurut Jacobson, yang dirangkum oleh Finocchiaro (Hidayat, 2006:27), dibedakan menjadi enam jenis yang dapat dilihat dalam tabel berikut:

Fungsi Ujaran menurut Jakobson dan Finocchiaro:
Jakobson

Finocchiaro

Emotive Speech

Ujaran berfungsi psikologis yaitu dalam menyatakan perasaan sikap, emosi si penutur.

Personal

Ujaran untuk menyatakan emosi, kebutuhan, pikiran, hasrat, sikap, perasaan, sama dengan emotive dari Jakobson.

Phatic Speech

Ujaran berfungsi memelihara hubungan sosial dan berlaku pada suasana tertentu.

Interpersonal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun