Musyawarah seringkali dianggap hanya sebagai kegiatan formalitas organisasi. Padahal di baliknya, ada proses panjang untuk menyatukan banyak kepala menjadi satu suara. Baik BEM maupun Himpunan Mahasiswa Departemen (HMD), musyawarah jadi kunci penting untuk menciptakan keputusan yang adil dan bisa diterima bersama.Â
Pengurus dari HMD dan BEM sama-sama mengatakan bahwa musyawarah adalah bagian penting proses pengambilan keputusan dalam organisasi mereka. Bukan cuma sekedar kumpul lalu setuju, tapi betul-betul diskusi terbuka, dimana setiap anggota punya ruang untuk menyampaikan pendapat.Â
"Sebenarnya musyawarah itu penting banget, karena kita nggak bisa ambil keputusan sendiri. Semua orang punya suara,"ujar salah satu pengurus HMD. Ia menekankan bahwa musyawarah dijalankan agar hasil keputusan benar-benar mencerminkan keinginan bersama, bukan kehendak sebagian dari orang.Â
Hal serupa juga disampaikan oleh pengurus BEM. Menurutnya musyawarah itu seperti diskusi bareng-bareng yang terjadi dalam forum, apalagi kalo sedang menjalankan program kerja atau kegiatan besar. "Misalnya lagi bekerja di suatu panitia nih,nah itu kan kita pasti ada diskusi dulu sama BPH nya, jadi kita itu diskusi nya ada tahapan-tahapannya. Kemudian setelah kita diskusi sampai pihak atas baru deh ketemu kesepakatannya gimana" jelasnya.
Keduanya sepakat bahwa musyawarah ini sangat berkaitan erat dengan nilai-nilai yang ada dalam sila keempat Pancasila, yaitu "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan." Mereka percaya, keputusan yang dihasilkan lewat musyawarah akan lebih kuat dan bisa diterima semua pihak karena lahir dari proses yang demokratis.
Dalam praktiknya, proses musyawarah di kedua organisasi ini juga sangat mengandalkan komunikasi terbuka. "Kalau nggak ada komunikasi yang baik, ya pasti susah buat ketemu jalan tengahnya," ujar pengurus BEM lainnya. Di HMD pun hal serupa dijalankan. Mereka berusaha menciptakan suasana forum yang nyaman dan saling mendukung, agar semua bisa berpartisipasi tanpa takut atau ragu.
Perbedaan pendapat tentu tetap ada. Tapi itu justru dianggap sebagai bagian penting dari proses. "Namanya juga organisasi, beda pandangan itu pasti. Tapi justru dari situ kita belajar menyatukan ide," ungkap pengurus HMD.
Dengan mengedepankan musyawarah dan komunikasi, organisasi seperti BEM dan HMD membuktikan bahwa nilai-nilai demokrasi bisa diterapkan secara nyata di lingkungan kampus. Keputusan yang diambil bukan hanya adil, tapi juga lahir dari proses bersama yang menjunjung semangat Pancasila. Musyawarah bukan hanya soal hasil akhir, tapi tentang bagaimana setiap suara dihargai dan jadi bagian dari satu tujuan yang sama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI