Mohon tunggu...
Putri Dinata
Putri Dinata Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Silas Papare

29 November 2021   10:47 Diperbarui: 29 November 2021   10:53 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kebebasan hidup yang kita rasain saat ini khususnya daerah Papua adalah keberhasilan dari para pahlawan saat mengusir para penjajah. Bertahun-tahun bahkan ratusan tahun negeri tercinta ini dijajah oleh bangsa luar, namun atas kegigihan para pahlawan, mereka berhasil mengusir dan memerdekakan negeri tercinta ini yaitu Indonesia.


Salah satu pahlawan tersebut adalah Silas Papare. Ia lahir di Serui pada tanggal 18 Desember 1918. Tinggal bersama kedua orangtuanya yang bekerja sebagai petani di tanah Serui.


Saat menginjak usia 9 tahun, Silas disekolahkan oleh kedua orang tuanya, sekolahan tersebut bertempatan tidak jauh dari kediaman rumah Silas. Lulusan sekolahan tersebut menghasilkan buruh dan petani.


Setelah lulus Silas lebih memilih membantu kedua orangtuanya dibanding melanjutkan pendidikannya.


" Sudah setahun kamu membantu ibu nak di pertanian ini, mengapa kamu  tidak melanjutkan saja pendidikan mu?", Tanya ibu pada Silas.


" Aku tidak mau melihat ibu cape sendiri, ini cara bakti ku pada kedua orang tuaku bu", ucap Silas.


" Bukan kah lebih baik kamu mendengarkan nasihat ibu mu ini nak, ibu ingin kamu sukses dan membanggakan ibu dan ayah," ucap mamah.


Silas tertegun dan berpikir memang benar apa yang diucapkan ibunya toh itu juga demi kebaikan Silas sendiri.


Setelah mendengarkan nasihat dari ibunya Silas bekerja menjadi juru rawat di salah satu rumah sakit yang berada di Serui. Saat Silas berprofesi menjadi juru rawat saat itu pula Tanah Serui sedang dikuasai oleh Jepang.


Tidak lama Silas berprofesi menjadi juru rawat karena ia keluar dari kerjaan tersebut menjadi inteljen Belanda dengan misi  mengusir Jepang dari tanah Serui. Kerja Silas sangat terpakai oleh Belanda hingga ia diangkat menjadi Letnan.


Meskipun menjadi inteljen, Silas bukan berarti mengkhianati tanah air, ia hanya sekedar bekerja dan mempelajari apa yang akan direncanakan Belanda terhadap Indonesia, agar ia bisa menggagalkan rencana tersebut.


Saat Belanda benar-benar telah menguasai tanah Serui dan mengakui bahwa tanah tersebut milik Belanda, merah padam mukanya karena ia tidak ikhlas tanah kelahirannya diambil oleh Belanda.


Silas memilih keluar dari kerjaannya dan memilih kembali menjadi petani.
Silas dan warga Papua akan melakukan pemberontakan melalui jalur bawah tanah. Namun sayang nya niat nya tersebut diketahui oleh Belanda hingga Silas ditangkap dan dipenjarakan.

 Tidak butuh waktu lama Silas pun telah dikeluarkan, setelah itu Silas akan mengadakan lagi pemberontakan dan hasilnya pun sama niatnya terdengar oleh Belanda hingga ia ditangkap kembali.


" Saya tidak pernah peduli bahwa saya harus dipenjarakan kembali, sebelum titik darah penghabisan saya akan tetap berjuang untuk negeri tercinta ini", Ucap Silas.


Saat perjalanan menuju Biak yaitu tempat pengasingan, Silas berhasil kabur dan ia berdiam diri di Yogyakarta.


Saat di Yogyakarta Silas ditunjuk menjadi perwakilan rakyat Serui untuk mempertahankan tanah Papua agar bagian dari NKRI dan Silas pun mendirikan PKII yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa nasionalisme pada warga Papua.


Kemudian hasil saat perundingan KMB yaitu bahwa Papua termasuk bagian dari Indonesia. Perjuangan Silas dan warga Papua berhasil yang ingin memasukan Papua bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia tanpa harus melakukan peperangan.


Silas menghabiskan sisa umur nya ditanah Serui hingga ia tutup usia.


Meskipun sekarang Silas sudah tidak ada namun perjuangannya akan selalu di ingat oleh kedua warga Indonesia terutama warga Papua.


Untuk mengenang jasa-jasa Silas Papare, namanya diabadikan menjadi salah satu Kapal Perang Korvet kelas Parchim TNI AL KRI Silas Papare dengan nomor lambung 386. Selain itu, dididirikan Monumen Silas Papare di dekat pantai dan pelabuhan laut Serui.


Sementara di Jayapura, namanya diabadikan sebagai nama Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik (STISIPOL) Silas Papare, yang berada di Jalan Diponegoro. Sedangkan di kota Nabire, nama Silas Papare dikenang dalam wujud nama jalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun