Mohon tunggu...
Putra Sanjaya
Putra Sanjaya Mohon Tunggu... Seniman - 1900030371

UAD

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengalaman Mengakses Media Sosial

6 Mei 2021   15:39 Diperbarui: 6 Mei 2021   15:44 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Semoga semua yang membaca tulisan tentang pengalaman saya dalam mengakses media sosial ini dalam keadaan sehat baik jasmani dan rohaninya, serta semoga selalu berada dalam lindungan Allah SWT.

Pada kesempatan kali ini, saya Putra Sanjaya yang merupakan seorang mahasiswa dari Program Studi Ilmu Komunikasi di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta akan membagikan sebuah tulisan yang saya buat yaitu mengenai pengalaman saya dalam mengakses atau menggunakan media sosial. Di dalam tulisan ini, saya menceritakan pengalaman saya dengan menggunakan sudut pandang pribadi dan saya juga akan memberikan pendapat tentang potensi dari media sosial yang saya gunakan, serta pendapat mengenai hal apa saja yang perlu diperbaiki agar iklim media sosial di Indonesia menjadi lebih sehat dan lebih baik.

Sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya jika kita mengetahui apa itu media sosial yang sering kita gunakan itu. Media sosial adalah media daring yang digunakan untuk kebutuhan komunikasi jarak jauh, proses interaksi antara user satu dengan user lain, serta mendapatkan sebuah informasi melalui perangkat aplikasi khusus menggunakan jaringan internet. Tujuan dari adanya media sosial sendiri adalah sebagai sarana komunikasi untuk menghubungkan antar pengguna dengan cakupan wilayah yang sangat luas. Melalui media sosial kita bisa berkomunikasi, networking, berbagi, membuat forum, diskusi bersama, mengunggah aktivitas keseharian kita, dan lain sebagainya.

Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 dan memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content yang berbasis kecanggihan teknologi yang diklasifikasikan dari berbagai bentuk, seperti majalah, forum internet, weblog, blog sosial, microblogging, wiki, siniar, foto atau gambar, video, peringkat dan bookmark sosial.

Menurut Kaplan dan Haenlein ada enam jenis media sosial, yang dapat dilihat sebagai berikut: 1). Proyek Kolaborasi, situs web mengizinkan penggunanya untuk dapat mengubah, menambah, ataupun menghapus konten-konten yang ada di situs web ini. Contohnya yaitu Wikipedia. 2). Blog dan Mikroblog, pengguna lebih bebas dalam mengekspresikan sesuatu di blog ini, seperti curhat atau kritik terhadap suatu persoalan. Contohnya Twitter, Facebook. 3). Konten, para pengguna situs web ini saling berbagi konten-konten media, seperti video, gambar, dan buku elektronik. Contohnya Instagram, TikTok, YouTube. 4).Situs Jejaring Sosial, Aplikasi yang di dalamnya terdapat "izin" bagi pengguna untuk dapat terhubung dengan cara membuat informasi pribadi sehingga dapat terhubung dengan orang lain. Informasi pribadi itu bisa berbentuk foto-foto atau video. Contohnya Instagram, Facebook, dan Twitter. 50. Virtual Game World, dunia permainan virtual, merupakan replikasi lingkungan 3D (tiga dimensi), user atau pengguna bisa muncul dalam bentuk avatar-avatar yang diinginkan dan dapat berinteraksi dengan orang lain selayaknya di dunia nyata. Contohnya permainan daring. 6). Virtual Social World, dunia virtual sosial yang di dalamnya seorang pengguna merasa hidup di dunia virtual dengan menggunakan perangkat Virtual Reality yang dipakai di area Mata, sama seperti virtual game world, berinteraksi dengan lain orang. Namun, Virtual social world sifatnya lebih bebas dan lebih ke arah kehidupan nyata/realistis. Contohnya second life.

Dewasa ini, sepertinya anak-anak hingga orang dewasa tahu dan menggunakan media sosial dalam kehidupan sehari-harinya. Banyak waktu dan kesempatan yang orang-orang habiskan hanya untuk mengakses media sosial, entah untuk kepentingan pekerjaan atau hanya untuk hiburan semata. Bhakan terdapat laporan terbaru dari agensi marketing We Are Social dan platform manajemen media sosial Hootsuite mengungkap bahwa lebih dari separuh penduduk di Indonesia telah aktif menggunakan media sosial terhitung pada Januari 2021. Dalam laporan berjudul Digital 2021: The Latest Insights Into The State of Digital disebutkan bahwa dari total 274,9 juta penduduk di Indonesia, 170 juta di antaranya telah menggunakan media sosial. Angka tersebut menunjukan bahwa keeksistensian media sosial di Indonesia telah berkembang sangat pesat.

Tidak terkecuali saya, saya juga menjadi salah satu penduduk Indonesia yang aktif menggunakan media sosial. Salah satu media sosial yang saya gunakan dalam kehdiupan sehari-hari adalah Instagram. Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto dan video yang memungkinkan pengguna mengambil foto atau video, menerapkan filter digital dan membagikannya ke halaman utama Instagram dan jejaring sosial lainnya.

Melalui Instagram, saya bisa menikmati fitur-fitur yang ditawarkan oleh aplikasi Instagram. Fitur-fitur itu antara lain: 1). Berbagi Foto dan Video, saya bisa mengunggah foto atau video melalui Galeri Foto atau langsung dari fitur Kamera standar di Instagram. Saya dapat memberikan teks, filter, stiker, atau keterangan tempat/waktu di dalam foto atau video yang akan saya unggah. Selain itu, saya juga dapat menandai pengguna lain yang terlibat dalam foto/video itu. 2). Komentar dan Like, dalam foto atau video yang saya unggah, pengguna lain dapat meninggalkan komentar dan like. 3). Explore, Instagram memperkenalkan fitur explore atau jelajahi. Melalui Jelajahi Instagram saya bisa melihat-lihat foto-foto populer dari pengguna lain. 4). Instagram Story, biasanya saya menggunakan fitur ini untuk mengambil foto dan video, menambahkan efek dan kemudian menambahkannya ke flash instagram saya. Konten yang diunggah di Instagram Story akan menghilang setelah 24 jam. 5). IGTV, walaupun saya jarang mengunggah konten di Instagram melalui IGTV tetapi saya sering menonton video vertikal melalui IGTV dengan durasi yang lebih lama daripada melalui feed Instagram.

Dari berbagai fitur yang dimiliki oleh Instagram, dapat menjadikan Instagram memiliki potensi yang positif bagi saya atau pengguna lainnya. Dengan mengakses Instagram hanya sekedar untuk hiburan semata memungkinkan saya untuk dapat melepas penat setelah lelah menjalani aktivitas dengan melihat foto atau video komedi. Saya dapat menemukan akun non-pribadi atau pribadi yang berbagi informasi kesehatan, informasi tujuan wisata, berbagi tutorial, dan sebagainya. Potensi lain yaitu saya atau pengguna lain dapat memasarkan dan menjual produk atau layanan melalui Instagram.

Namun, di balik berbagai potensi positif itu pasti ada kekurangan yang mungkin harus diperbaiki. Sebagai contoh Instagram dapat membuat remaja kecanduan hingga malas belajar karena terlalu asik bermain Instagram, atau banyak pengguna Instagram yang mengunggah foto atau video berbau pornografi, sehingga banyak remaja yang melakukan pelecehan seksual, bahkan banyak pengguna Instagram yang menyebarkan berita tidak benar atau hoax yang dapat menimbulkan banyak masalah dan menyebabkan remaja percaya dan terhasut oleh berita hoax tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun