Kadang luka paling dalam bukan datang dari orang lain, tapi dari rumah sendiri. Saat orang tua dan saudara membandingkan kita dengan anak tetangga yang dianggap lebih sukses, mereka lupa setiap orang punya waktunya sendiri untuk bersinar.
---
Ada luka yang tak terlihat, tapi terasa begitu dalam luka dari kata-kata keluarga sendiri.
Luka yang muncul ketika orang tua mulai berkata, Lihat anak tetangga itu, sudah sukses, sudah punya rumah, sudah membanggakan orang tuanya.
Atau saat saudara sendiri menatap dengan sinis dan berkata, Kau ini kapan berubah? Hidupmu cuma di situ-situ saja."
Bagi mereka, mungkin itu hanya kata-kata biasa.
Tapi bagi kita yang mendengarnya, itu seperti duri yang menancap di hati dan terus tinggal di sana.
Kita hanya bisa tersenyum, padahal di dalam dada, perihnya luar biasa.
Yang paling menghancurkan adalah ketika orang tua sendiri berkata, Kami menyesal melahirkanmu.
Kata-kata itu bukan sekadar kalimat itu petir yang merobohkan seluruh semangat dan keyakinan diri kita.