Sineksen Jagad Saisine.
Kalimat tersebut adalah istilah lain dari law of attraction versi Jawa. Orang Jawa sejak ratusan tahun yang lalu sudah mengenal adanya law of attraction (hukum tarik menarik alam semesta).
Bukan hanya dunia barat saja yang punya hukum ini, di jawa pun sudah lama sekali mengenal hukum tersebut. Orang jawa walaupun dari jaman kuno dan belum mengenal teknologi tinggi, namun pengetahuannya tidak kalah dengan bangsa lain di belahan dunia sana.
Banyak sebenarnya paham-paham Jawa yang kadang oleh orang jawa sendiri dianggap tahayul, padahal sebenarnya bisa dibuktikan secara empiris. Hanya saja orang jaman sekarang tidak mengerti asal-usul pengetahuan atau ilmu-ilmu yang ada di Jawa. Mereka hanya mengetahui hanya dari "katanya".
Law of attraction adalah salah satu dari pengetahuan Jawa yang sejajar dengan pengetahuan barat.
Karena sebenarnya sumber ilmu adalah sama untuk seluruh dunia. Di Jawa ada magic, di luar negeripun juga ada magic.
Di jawa ada dukun, di luar negri pun ada cenayang. Itulah membuktikan bila sumber ilmu sebenarnya adalah sama, namun hanya beda nama tergantung budaya serta kearifan lokal masing-masing negara.
Orang jawa jaman dulu telah memahami hukum ini. Maka dalam setiap doa pengharapan yg diucapkan dengan "Japa Mantra" nya kerap kali dibubuhi kalimat "Sineksen Jagad Saisine" yg artinya "Disaksikan Oleh Alam Semesta Seisinya".
Mungkin bagi kita yg peka dengan tata pola kata atau bahasa, dari kalimat tersebut sudah dapat tersiratkan betapa dekatnya orang Jawa dengan Alam Semesta ini. Orang jawa sangat menghormati alam semesta.
Orang Jawa memahami bahwa dirinya di alam semesta ini hanya “nunut” (nebeng) hidup untuk menjalankan titahnya di bumi. Istilah orang "Urip Mung Mampir Ngombe" (hidup untuk mampir minum) maksudnya hidup hanyalah tempat perhentian sementara.