Mohon tunggu...
Putra Batubara
Putra Batubara Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Saya cuma manusia biasa, tak ada yang istimewa dari saya...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kota Kecil itu bernama Lubuk Pakam ....

8 Februari 2011   09:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:47 7433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Catatan awal tahun untuk Pemda Deli Serdang “Apa kata dunia? …..” Siapa sih yang tak kenal dengan kalimat itu, adalah Dedi Mizwar dalam film Naga Bonar yang sempat kontrofersi di zamannya karena menggunakan nama tokoh Bujang sebagai salahsatu “teman” dalam film kolosal-nya si Naga Bonar. Kita tidak membahas pro-kontra film tersebut di Sumatera Utara, tapi yang saya ambil adalah nama kota yang dijadikan latarbelakang alam film tersebut. Kenapa harus kota Lubuk Pakam?, mengapa tidak kota Medan saja yang sudah terkenal atau mungkin kota Sibolga saja yang punya keindahan alam yang luar biasa?. Mungkin Dedi Mizwar punya gagasan kalau kota ini diangkat, penonton akan menanyakan seperti apakah kota Lubuk Pakam itu? Sehingga orang-orang yang ada di Lubuk Pakam minimal menyiapkan diri untuk 'keterkenalan" mereka. Kejadian ini hampir sama seperti kisah dalam novel Laskar Pelangi yang telah mengangkat kota kecil di daerah Bangka Belitung. Pemerintah lokalnya menutup diri dari potensi ini semua, termasuk Lubuk Pakam. Saya sudah 5 tahun lebih tidak berada di kota kelahiran saya itu, perkembangannya? Hampir tidak ada pembangunan yang “luar biasa" atau kalau kata orang di Senayan belum ada yang "signifikan", Pemda hanya (bekerja)  menutup selokan yang zaman orba juga memang ditutup, saat reformasi dibuka lagi kemudian ditutup lagi saat mendekati Pemilukada, mungkin biar Pemda Deli Serdang tampak bekerja dan membangun seperti slogan incumben yang ikut nyalon kembali. Ada juga perbedaan jalur kendaraan di kota Lubuk Pakam yang satu arah ke arah POLRES Deli Serdang yang menurut saya juga gak terlalu berpengaruh untuk kota sekecil Lubuk Pakam. Gedung sekolah juga begitu, malah ada beberapa sekolah yang mati dan “akan mati” karena kekurangan siswa. Angkutan umumnya juga demikian, mobilisasi orang Lubuk Pakam seolah-olah berkurang ke Kota Medan karena jumlah pilihan angkot yang saat saya tinggalkan masih ada 5 (Intan Sari, Japaris, Damri, KPUM 97A dan Nitra) pilihan angkot ke medan tapi saat ini tinggal 3 (Damri, KPUM 97A dan Nitra) angkot saja. Orang yang bekerja di Kota Medan memilih lebih baik pindah dan berdomisili di sana dari pada harus menghabiskan waktu dan biaya yang besar untuk moda transportasi, ini mengindikasikan bahwa di Lubuk Pakam lapangan kerja tidak tersedia dengan jumlah masyaralat dan anak lulusan SMA/ STM/ MA juga bertambah besar. Semuanya berbondong-bondong pindah ke Medan dan kota-kota lainnya (Tebing Tinggi, Binjai atau pindah keluar Sumut sekalian), apakah untuk kerja atau melanjutkan pendidikannya. Yang lebih menarik lagi saat PEMILUKADA Deli Serdang, yang menang juga bukan para calon Bupati, tapi yang menang adalah GOLPUT (golongan putih, yang kata MUI kemarin HARAM hukumnya), mungkin saja rakyat Deli Serdang merasa aspirasi mereka tidak terwakilkan dari calon bupati yang lebih dari 7 pasang calon itu. Akhirnya Pemilukada itu dimenangkan oleh incumben. Selamat deh buat pak Amri Tambunan (semarga dengan Abang kita di Jakarta pak, Gayus Tambunana he he ..), semoga gak ikut korupsi juga Pak. Sebenarnya saya masih punya impian tentang kota kecil ini. Lubuk Pakam bisa sebagai pusat industri, ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Jangan tunggu Bandara Kuala Namu baru kita mulai berbenah, malu dong kita dengan kabupaten pecahan kita Kabupaten Serdang Bedagai yang pembangunannya luar biasa apik, merata dan progresif. Masak kita kalah Start Pembangunan dengan Kabupaten sebelah?, ini semakin memperkuat analisis kita bahwa Pemda Deli Serdang memang mandul dalam pembangunan dan tidak punya ide segar untuk memakmurkan ya minimal ibu kota kabupatennya sajalah, kota Lubuk Pakam. Kota Lubuk Pakam berada di tengah kecamatan seperti Beringin, Pagar Merbau, Galang, Gunung Meriah, Bangun Purba, STM hulu dan STM Hilir dan ada lagi pantai labu yang lebih dekat mengakses ke kota Lubuk Pakam daripada ke Kota Medan, ya kita tidak usah hitung kecamatan seperti Pancur batu, Sibolangit, Tanjung Morawa dan Batang Kuis dll yang lebih dekat ke kota Medan daripada ke Pakam. Dengan potensi kecamatan-kecamatan di sekitar Lubuk Pakam ini, justru ibu kota Kabupaten Deli Serdang bisa dijadikan sebagai pusat pendidikan, kesehatan dan ekonomi sementara Pantai Labu sebagai pusat industri dan kota Galang juga bisa dijadikan sebagai pusat ekonomi karena memang wilayah kecamatan di sekitarnya juga cukup luas. Akhirnya pembangunan akan menjadi merata, rakyat Deli Serdang makmur karena banyak tempat untuk bekerja ditambah lagi anak-anak muda Deli Serdang bisa cerdas dengan bertebarannya kampus-kampus yang sesuai dengan kondisi lokal Deli Serdang dan perpustakaan daerah yang aktif disetiap kecamatan dengan bajibun buku-buku anyar dan segar tentunya juga berkualitas, plus akses internet gratis di setiap perpustakaan kecamatan tadi. Ini wacana yang bisa dimulai pembangunannya oleh Pemda Deli Serdang saat ini, tapi mungkin masih jauh panggang daripada api-nya. Putra Batubara, Alumni SMA Negeri 1 Lubuk Pakam, 2001-2004


Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun