Mohon tunggu...
Puspakumala Ningrum
Puspakumala Ningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi pendidikan Bahasa Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Penting Pendidikan Karakter untuk Anak Usia Dini

30 Juni 2023   14:12 Diperbarui: 30 Juni 2023   14:17 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Anak usia dini merupakan fase kehidupan dimana individu mengalami peningkatan secara signifikan dalam perkembangannya. Sehingga dasar dan tujuan penyelenggaraan program PAUD adalah mengembangkan segala potensi dan kreativitas anak sesuai dengan karakteristik perkembangannya agar mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Sutarman & Asih, 2016, hal. 48). 

Perkembangan anak usia dini meliputi berbagai aspek perkembangan, yaitu: nilai agama dan moral, social emosional, kognitif, bahasa, fisik motoric, dan seni. Dalam kurikulum PAUD tahun 2013 terdapat empat kompetensi inti yang distimulasi dalam aktivitas main anak, dua diantaranya adalah sikap dan social. Sikap berkaitan dengan prilaku yang ditunjukan anak dalam mengambil suatu tindakan. Sedangkan social hubungannya dengan berinteraksi dengan orang lain, baik dengan teman sebaya, orang lain yang lebih muda, orang lain yang lebih tua atau lebih dewasa. Pendidikan karakter yang ditanamkan kepada anak sejak usia dini, tidak hanya diperoleh dari guru pada suatu lembaga pendidikan saja, tetapi orangtua sebagai model utama bagi anak juga harus memberikan contoh tentang karakter yang positif, sehingga dengan pembiasaan dan keteladanan nilai-nilai kebaikan merupakan dasar untuk pengembangan pribadi positif selanjutnya.

PEMBAHASAN

Menurut Tadkiroatun Musfiroh (UNJ, 2008) karakter mengacu kepada serangkaian sikap, perilaku, motivasi, dan keterampilan. Teori yang diungkapkan oleh Tadkiroatun Musfiroh pada tahun 2008 mengenai karakter adalah suatu konsep yang mencakup serangkaian sikap, perilaku, motivasi, dan keterampilan individu. Dalam teori ini, karakter dipahami sebagai bagian integral dari seseorang yang membentuk kepribadian dan moralitas individu. Untuk memberikan penjelasan yang lebih panjang, mari kita bahas komponen-komponen utama dari teori karakter ini.

Pertama, sikap merujuk pada kecenderungan individu dalam menanggapi situasi atau objek tertentu. Sikap mencerminkan keyakinan, nilai-nilai, dan penilaian individu terhadap hal-hal di sekitarnya. Contohnya, seseorang yang memiliki sikap positif terhadap kerja keras cenderung memiliki kecenderungan untuk bekerja dengan tekun dan penuh dedikasi.

Kedua, perilaku merujuk pada tindakan konkret yang dilakukan oleh individu dalam berbagai konteks kehidupan. Perilaku merupakan manifestasi dari sikap dan karakter individu. Misalnya, seseorang yang memiliki karakter yang jujur akan menunjukkan perilaku yang jujur dalam interaksi sehari-hari.

Ketiga, motivasi merujuk pada dorongan internal yang mendorong individu untuk bertindak. Motivasi mencakup keinginan, ambisi, tujuan, dan kebutuhan individu. Motivasi yang kuat dapat mendorong seseorang untuk mengatasi rintangan dan mencapai prestasi yang tinggi dalam hidupnya. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki motivasi kuat untuk sukses akan bekerja keras dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan mereka.

Keempat, keterampilan merujuk pada kemampuan praktis dan pengetahuan yang dimiliki oleh individu. Keterampilan dapat meliputi keterampilan sosial, keterampilan kerja, keterampilan akademik, dan banyak lagi. Kemahiran ini memungkinkan individu untuk mengatasi tuntutan kehidupan sehari-hari dengan efektif dan berhasil. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki keterampilan komunikasi yang baik akan mampu berinteraksi dengan orang lain dengan efektif.

Selanjutnya, teori ini mengasumsikan bahwa karakter tidaklah statis, tetapi dapat berkembang sepanjang waktu. Individu memiliki potensi untuk mengubah dan memperbaiki karakter mereka melalui pendidikan, latihan, dan pengalaman hidup. Dalam konteks pendidikan, teori karakter ini menekankan pentingnya pembentukan karakter yang baik dalam melengkapi pengembangan akademik. Pembelajaran tidak hanya terbatas pada aspek intelektual, tetapi juga melibatkan pengembangan moral dan etika. Teori karakter ini juga memiliki implikasi dalam pembentukan masyarakat yang lebih baik. Dalam konteks sosial, individu yang memiliki karakter yang kuat dan baik cenderung menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab, berempati, dan berkontribusi positif. Oleh karena itu, pendidikan karakter menjadi penting dalam membentuk individu yang beretika.

Menurut Rola Pola Anto dalam bukunya yang menjelaskan Ketika AUD sudah mulai memahami lingkungan sekitarnya seperti mampu merespon alat mainannya sebagai kebutuhannya yang dapat menyenangkan perasaannya, mulai berkomunikasi dan berinteraksi dalam lingkungan keluarga maka orang tua mulai mendidik AUD dengan kondisi nyaman, senang dan penuh bahagia. Tentu hal ini sejalan dengan regulasi yang telah ada yakni Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 ayat 1 butir 14 menyebutkan bahwa pendidikan AUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukkan pada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Mendidik AUD berkarakter bekerjasama berarti guru dan orang tua memberikan pengasuhan, pembinaan dan bimbingan serta pendampingan AUD dalam dalam rangka pembentukan sikap, mental/kepribadian agar AUD mampu bekerjasama dalam lingkungan sekitarnya seperti dalam kelompok bermain, teman sepermainan, dalam menyelesaikan tugas kelompok sesuai dengan masa perkembangannya. Hal ini dilakukan untuk menyiapkan mental dan sikap AUD memiliki perilaku, sikap dan kepribadian yang mampu bekerjasama ketika mengikuti pendidikan pada level SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Perilaku mampu bekerjsama dapat terapkan dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat. Upaya ,menanamkan perilaku dan kepribadian AUD yang berkarakter bekerjsama tidaklah mudah karena mendidik AUD tidaklah sama dengan mengajar yang orientasinya lebih mengutamakan aspek pengetahuan (knowledge).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun