Mohon tunggu...
Purwanto
Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Belajar menulis

Pendidik Anak Berkebutuhan Khusus di SLB AC Dharmawanita Kabupaten Sidoarjo

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sang Pencerah

27 Oktober 2021   21:03 Diperbarui: 27 Oktober 2021   22:33 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SANG PENCERAH 

Waktu itu Indonesia Bagai belantara yang berlangit gelap disertai petir. Semua jiwa hanya pasrah dengan diselimuti rasa khawatir. 

Penjajahan Bangsa asing yang berabad - abad lamanya, membuat bangsa kita hidup sengsara dalam kebodohan, juga bodoh dalam kesengsaraannya.

Seberkas sinar memancar keluar dari  celah pintu kayu sekolah Taman siswa yang sederhana di Yogjakarta, dari sanalah ajaran pendidikannya mulai mencerahkan banyak fikiran di tanah Nusantara. 

Selamat datang Ki Hajar Dewantara, Panjenengan adalah sang pencerah yang sederhana namun megah, sang resi cendekia yang nantinya jadi panutan semua guru di tanah Indonesia tercinta. 

Ajaranmu bahwa Pendidikan adalah menuntun segala kodrat anak agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi tingginya,mencerahkan hati kami bahwa guru harus mengajar dengan didasari rasa cinta, berkata benar agar bisa digugu dan ber- Budi pekerti baik agar kami bisa ditiru.

Negara menghormatimu wahai pahlawan pendidikan, bukan  dengan membangunkan untukmu sebuah makam yang megah berbahan marmer bertahtakan intan berlian.

 Negara berterimakasih kepadamu dengan cara yang lebih sederhana namun sangat indah, yakni mengabadikan nama dan Ajaranmu sebagai guru bangsa yang dikenang sepanjang sejarah pendidikan Indonesia

"Ing ngarsa sing tuladha" yang terdepan memberi teladan. " Ing madya Mangun karsa" yang ditengah menguatkan keteladanan, "Tut Wuri Handayani " yang dibelakang mengikuti dengan senang hati. 

Kami anak cucumu yg masih belajar menjadi guru sepertimu, akan meniru jejak ketulusan yang telah engkau teladankan, dengan terus memperbaiki diri dan menimba ilmu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun