Mohon tunggu...
Purwanti Asih Anna Levi
Purwanti Asih Anna Levi Mohon Tunggu... Sekretaris - Seorang perempuan yang suka menulis :)

Lulusan Program Magister Lingkungan dan Perkotaan (PMLP) UNIKA Soegijapranata Semarang dan sedang belajar menulis yang baik :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Stasiun KA Pertama di Indonesia Kini Hilang Terkubur di Bawah Tanah

2 April 2015   07:04 Diperbarui: 4 April 2017   17:20 8206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


[caption id="attachment_358600" align="aligncenter" width="500" caption="dok. Tjahjono Rahardjo"]

14278972741027098315
14278972741027098315
[/caption]

[caption id="attachment_358601" align="aligncenter" width="362" caption="dok. unika.ac.id dan kompas.com"]

1427897413484255518
1427897413484255518
[/caption]

  • Peta Semarang tahun 1866 yang ditumpangkan pada foto satelit Google Earth, hasilnya menunjukkan bahwa stasiun KA pertama itu terletak di ujung Jalan Ronggowarsito (dulu bernama Spoorlaan atau jalan sepur).


[caption id="attachment_358602" align="aligncenter" width="275" caption="dok. Tjahjono Rahardjo/KIT"]

14278975292126648883
14278975292126648883
[/caption]

  • Hasil penelitian arkeologi yang dilakukan kemudian oleh Pusat Arkeologi Nasional - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan metode Tekskavasi (ekskavasi melalui teks dan peta) juga menguatkan temuan tim IRPS tersebut.


Stasiun Samarang tempo dulu

Stasiun Samarang ini dibangun pada 17 Juni 1864 oleh Nederlandsch_Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). Pembangunannya ditandai dengan pencangkulan pertama oleh Gubernur Jendral Baron Sloet van de Beele. Adapun pembangunan jalur itu melalui besluit nomor 1 tahun 1862, sementara pembebasan tanahnya berdasarkan staatsblad nomor 135 tahun 1865 yang diperbarui lagi dengan staatsblad nomor 132 tahun 1866.

Stasiun Samarang adalah stasiun ujung (terminus, kopstation) berbentuk U. Kompleks Stasiun Samarang awalnya memiliki 5 bangunan penting, meliputi personen station (stasiun penumpang), goederen-station (stasiun barang), vaart van het station (stasiun kanal), werkplaatsen (bengkel atau balai yasa), dan station chef (rumah dinas kepala stasiun).

[caption id="attachment_358603" align="aligncenter" width="320" caption="dok. Tjahjono Rahardjo/KITLV"]

14278976731293001132
14278976731293001132
[/caption]

Pada tanggal 10 Agustus 1867 untuk pertama kali resmi dioperasikan angkutan penumpang kereta api dari Stasiun Samarang menuju Tangoeng (Tanggung) sepanjang 26 kilometer melintasi Halte Allas-Toewa (Alas Tua) dan Broemboeng (Brumbung) di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Bekas Stasiun Samarang kini ambles 3 meter dari permukaan tanah

Kompleks perkeretaapian bersejarah itu sekarang telah banyak kehilangan jejaknya. Selain konstruksi bangunannya telah banyak hilang, penurunan permukaan tanah membuat kawasan Kemijen selalu tergenang limpasan air laut pasang (rob) dan berubah jadi rawa. Jalur rel kereta api yang pertama dibangun menghubungkan Stasiun Samarang-Tangoeng sepanjang 26 kilometer sekarang semua sudah hilang terkubur dalam tanah.

Sejak tahun 1950-an sisa bangunan Stasiun Samarang sayap selatan dialih-fungsikan sebagai asrama Spoorlaan, yaitu tempat tinggal para pensiunan pegawai PT.KAI. Sedangkan sayap utara dan barat telah hilang tidak berbekas.

[caption id="attachment_358615" align="aligncenter" width="465" caption="dok.kabarinews.com"]

14279022881878818131
14279022881878818131
[/caption]

Menurut pengamatan tim IRPS, bangunan stasiun utama yang terletak pada akhir Spoorlaan itu tampak janggal. Selain kondisinya sekarang jauh lebih rendah dari permukaan tanah, lapis bidang dinding aslinya pun sudah tidak jelas karena banyak lapisan batu bata baru menimpanya secara tak beraturan. Masih ada sisa ornamen ventilasi berbentuk lingkaran pada dinding setinggi hanya sekitar 2 meter dari tanah, padahal pada masa Hindia Belanda ventilasi yang disebut bovenlicht  itu biasanya terletak di atas pintu. Dari fakta-fakta tersebut tim IRPS menyimpulkan kejanggalan jejak bangunan yang serba rendah itu menandakan bahwa bekas Stasiun Samarang kini telah ambles dengan kedalaman 3 meter atau lebih.

Sekitar 300 meter dari bekas Stasiun Samarang berdiri dua blok bangunan tua yang semula merupakan depo kereta api. Kini, bangunan itu berfungsi sebagai Asrama Depo Indah bagi pensiunan pegawai PT.KAI. Di situ masih tersisa struktur bangunan baja dan balok kayu jati kokoh, tetapi bernasib sama dengan Asrama Spoorland yang ambles hingga 3 meter. Meskipun demikian bangunan itu masih bisa digunakan karena bangunan pada masa Hindia Belanda itu tinggi-tinggi.

Di depan Asrama Depo Indah ada bangunan panjang menyamping dikelilingi rawa. Bangunan itu ternyata merupakan sisa-sisa Stasiun Semarang Gudang.

[caption id="attachment_358614" align="aligncenter" width="358" caption="dok.kaskus.co.id"]

1427901886943453508
1427901886943453508
[/caption]

Sementara itu Stasiun Kemijen yang berada di dekat Stasiun Tawang kini hanya berupa puing-puing saja. Bentuknya sudah tidak mirip bangunan layaknya stasiun atau halte, karena tempat itu sudah berubah menjadi tambak ikan. Bahkan bangunan yang tersisa sekarang dialih-fungsikan menjadi kamar mandi bagi penduduk sekitar.

[caption id="attachment_358613" align="aligncenter" width="364" caption="Bekas Stasiun Kemijen (dok.kaskus.co.id)."]

1427900834723607016
1427900834723607016
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun