Masyarakat Astj tranportasinya juga sudah menggunakan sepeda motor dengan memakai batrei seperti di Distrik Agats, ibukota Kabupaten Asmat. Sayangnya kebanyakan kondisi masyarakat masih sangat kurang beruntung. Saya amati rata-rata sektor perdagangan dikerjakan oleh orang-orang pendatang: Buton, Jawa, dan lainnya. Masyarakat pribumi umumnya masih menjual hasil perkebunan, pertanian dan perikanan.
Kami pun segera menerbangkan drone untuk memotret kondisi Distrik Atsj.
Mungkin aneh bagi mereka. Tampak mereka terheran melihat barang kecil bisa terbang, "Hai itu ada kapal terbang kecil!"
Luas Distrik Atsj 36,42 ha. Umumnya masih banyak prasarana jalan yang rusak, dermaga sungai yang belum layak. Memang sudah ada Instalasi Pengelolaan Air (IPA), namun karena kelembagaan dan pengaturan yang belum baik, fungsi IPA pun kurang maksimal.
Habis
Tulisan Sebelumnya
- Pak Titus dan Semangat Belajar di SD Inpres Sagare (Bagian ke-3)
- Pancasila! Kami Anak Asmat Siap menjadi Pemimpin Indonesia (Bagian ke-2)
- Tiga Jam Menantang Maut dari Agats ke Fayit (Bagian ke-1)