Mohon tunggu...
Purnawan Kristanto
Purnawan Kristanto Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Penulis

Purnawan adalah seorang praktisi komunikasi, penulis buku, penggemar fotografi, berkecimpung di kegiatan sosial, kemanusiaan dan keagamaan. Menulis di blog pribadi http://purnawan.id/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menyimak Minyak Goreng

22 Oktober 2017   13:48 Diperbarui: 22 Oktober 2017   14:05 1541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: theculinarycook.com

Siapa yang tak kenal minyak goreng? Bahan pokok ini pasti tersedia di setiap dapur. Mulai dari rumah gubug di desa sampai rumah gedongan real estate di Metropolitan. Bahkan ketika minyak goreng sempat langka di pasaran, banyak orang memborong minyak goreng. Hal ini membuktikan minyak goreng sangat berarti dalam urusan masak-memasak. Jasanya dalam dunia kuliner adalah menambah rasa gurih.  Minyak goreng juga mengubah warna makanan menjadi kuning kecoklatan yang menggoda mata.

Saat ini banyak minyak goreng yang mencantumkan label "non kolesterol'' pada kemasannya. Klaim ini tidak sepenuhnya tepat.  Ada kesan seolaholah minyak goreng merek lain yang mengandung kolesterol.  Padahal kolesterol itu adanya hanya di darah. Jadi, semua minyak goreng itu tidak mengandung kolesterol.  

Kandungan yang ada di dalam minyak goreng adalah asam lemak sebagai sumber energi yang padat.  Jumlah kalorinya dua kali lebih banyak daripada karbohidrat dan protein.  Jika seseorang mengkonsumsi gorengan, dan asam lemak yang ditelannya tak habis dibakar, maka lemak akan ditimbun dalam tubuh sebagai cadangan energi. Jika cadangan ini terlalu banyak, maka akan menyebabkan kegemukan.

Lemak juga akan masuk ke dalam aliran darah. Inilah yang disebut kolesterol. Kolesterol yang berlebihan ini akan  menimbun pada dinding dalam dari pembuluh darah, terutama pembuluh darah kecil yang menyuplai makanan ke jantung dan otak. Timbunan lemak itu semakin lama semakin tebal dan keras, yang dinamakan arteriosklerosis, dan akhirnya menyumbat aliran darah. Celakanya, bila ini terjadi pada pembuluh nadi jantung, pasokan darah ke jantung jadi mampet.  Terjadilah yang namanya serangan jantung  koroner.  Jika pembuluh darah ke otak yang tersumbat, maka terjadilah yang namanya  stroke.

Klaim "non koleserol" pada kemasan minyak goreng sebenarnya cara gampang untuk menyampaikan pesan bahwa dalam minyak goreng tersebut tidak banyak mengandung asam lemak jenuh.

Ukuran Mutu

"Pilih minyak goreng yang jernih," demikian bunyi iklan minyak goreng.  Kalimat promosi ini untuk menggiring kesan bahwa minyak goreng yang bermutu adalah minyak goreng yang tampak jernih, "sejernih akal sehat," kata iklan itu.  Kalau begitu, apakah konsumen yang memilih minyak berwarna kuning emas tidak menggunakan akal sehat?  Tentu saja tidak. Kejernihan minyak goreng hanya berkaitan dengan proses penyaringan. Minyak goreng yang tampak lebih jernih itu terjadi karena sudah mengalami proses penjernihan berkali-kali. Untuk setiap proses penjernihan pasti membutuhkan biaya. Karena itu, harga minyak yang jernih, biasanya lebih mahal.

Minyak goreng yang bermutu baik adalah yang tidak cepat berbau tengik selama disimpan maupun saat digunakan menggoreng.  Ketengikan ini dipengaruhi 2 faktor: 

(1). Kadar air:  Semakin besar kadar airnya, minyak goreng itu semakin cepat tengik.  Hampir semua merek minyak goreng sudah memenuhi syarat untuk syarat maksimal kadar air. Cuma yang perlu diperhatikan oleh konsumen adalah cara penyimpanan.  Jauhkan minyak goreng dari tempat lembab atau kecipratan air. 

(2).Bilangan peroksida.  Angka ini menunjukkan kemampuan minyak goreng dalam mengikat oksigen bebas.  Semakin banyak oksigen bisa digaet, maka cepat tengik minyak itu.  Karena itu jangan biarkan minyak goreng bergaul lama-lama dengan oksigen bebas.  Tutuplah rapat-rapat persediaan minyak Anda.  Hindarilah kontak langsung dengan sinar matahari.

Kiat Memilih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun