Apa diantara kalian masih tidak ada yang mengenal ogoh-ogoh? Sebuah ritual adat yang selalu di lakukan oleh umat hindu, dimana ogoh-ogoh biasanya akan diarak keliling desa. Ritual tersebut bernama tawur kesanga, dimana dilaksanakan tepat pada Tilem (bulan mati) sasih kesanga (kesembilan) tepat satu hari sebelum hari raya nyepi. Tawur disebut juga pengerupukan bertujuan untuk menghilangkan unsur-unsur kejahatan yang merusak kesejahteraan umat manusia. Di saat umat hindu bersiap untuk melepaskan tahun lama dengan mengadakan pecaruan agar segera kekuatan yang negatif tidak mengikuti manusia melangkah ketahun yang baru. Di samping itu adalah untuk menormalisir unsur-unsur panca Mahabhuta, yaitu lima unsur yang menjadi alam semesta (makrokosmos) dan badan makhluk hidup (mikrokosmos). Ogoh-ogoh menjadi simbol dari kejahatan tesebut.
Kebanyakan masyarakat Indonesia mungkin sudah banyak mengenal bagaimana bentuk dan rupa dari ogoh – ogoh. Di berbagai daerah mayoritas ditemukan ogoh-ogoh yang berbentuk raksasa besar, dengan rupa menyeramkan, dan identik dengan kejahatan. Namun semakin kesini, banyak hal yang menggelitik ketika menonton pawai ogoh-ogoh. Di beberapa daerah kita tidak lagi melhat ogoh-ogoh hanya sebatas rupa raksasa, melainkan tokoh-tokoh kartun juga dapat menjadi bentuk dari jenis ogoh-ogoh. Ini sebuah fenomena baru, fenomena yang berada pada titik tengah. Antara norma dan adat serta dengan kreatifitas anak muda. Menurut saya, keduanya kini sebagai sisi mata uang logam yang tidak dapat dipisahkan. Tak ada yang dapat memungkiri bahwa ogoh-ogoh merupakan wadah para pemuda dan pemudi untuk menyalurkan kreatifitas yang ada di dalam dirinya. Dewasa ini ogoh-ogoh tidak hanya menjadi media ritual, melainkan sudah menjadi media yang digunakan untuk mengkritisi dan memperlihatkan budaya yang sedang populer di masyarakat. Contohnya saja seperti ogoh-ogoh yang berbentuk tokoh politisi Gayus, yang kini terjerat kasus koruptor, ada pula yang dapat membuat kita tertawa yakni ikon permainan angry bird.
Fenomena yang ada kini membuat orang tersadar untuk “melek” terhadap perkembangan yang ada. Ogoh-ogoh yang awalnya menjadi media ritual, kini memiliki fungsi lain yaitu sebagai hiburan masyarakat, ikon budaya populer, bahkan sebagai media yang digunakan untuk mengkritisi situasi sosial. Sudah saatnya kreatifitas pemuda dan pemudi untuk patut dihargai.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI