Mohon tunggu...
purcahyono hariprasetyo
purcahyono hariprasetyo Mohon Tunggu... Guru - Bergabung di kompasiana agar dapat menuangkan ide dan pengalaman

Menulis untuk menuangkan ide dan pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kata Hati

16 Januari 2022   05:58 Diperbarui: 16 Januari 2022   08:12 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kutelusuri jalan setapak pada pagi ini, aku hanya mengikuti langkah kaki, yang tak tahu hendak dibawa kemana.

Kudengar riuh senandung burung saling bersahutan, setelah burung-burung itu mengeram diri sepanjang malam di dalam istananya

Kulihat sebutir embun di ujung selembar daun, embun yang tetap bening seusai ia melewati malam yang mungkin saja telah membuat ia terluka

Kupandang kelopak-kelopak bunga yang berwarna-warni walaupun masih menguncup, menanti sang surya untuk segera menghampirinya

Ku terus berjalan, yang kini mengikuti kata hati seiring cahaya sang matahari telah menjelang hingga ia semakin meninggi

Sampai tiada lagi kudengar kicauan burung, tak kulihat lagi sebutir embun dan bunga-bunga yang bermekaran telah  merekah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun