Kutelusuri jalan setapak pada pagi ini, aku hanya mengikuti langkah kaki, yang tak tahu hendak dibawa kemana.
Kudengar riuh senandung burung saling bersahutan, setelah burung-burung itu mengeram diri sepanjang malam di dalam istananya
Kulihat sebutir embun di ujung selembar daun, embun yang tetap bening seusai ia melewati malam yang mungkin saja telah membuat ia terluka
Kupandang kelopak-kelopak bunga yang berwarna-warni walaupun masih menguncup, menanti sang surya untuk segera menghampirinya
Ku terus berjalan, yang kini mengikuti kata hati seiring cahaya sang matahari telah menjelang hingga ia semakin meninggi
Sampai tiada lagi kudengar kicauan burung, tak kulihat lagi sebutir embun dan bunga-bunga yang bermekaran telah  merekah