Sajak-sajak rindu bertebaran memenuhi ruang imajinasi, seakan tak pernah habis untuk digoreskan pada lembar-lembar kosong
Ketika rindu menghampiri hati, dan bersenyawa dengan sebuah kata, maka ia pun melahirkan bermacam arti
Begitupun, saat rindu menelusup ke dalam ribuan aksara, ia pun membuat sebuah sajak memilki banyak makna
Tak pernah letih para perindu untuk menuangkannya pada sajak-sajak romansa
Mungkin suatu waktu rindu itu menjelma pada sebuah bunga, ia pun menjadi sebuah kalimat metafora yang indah
Pun sajak itu bisa saja menebarkan wewangian, tersebab rindu telah bermetamorfosis ke dalam bunga
Dan perindu tak pernah risau, ketika rindu menyambanginya
Karena ia telah menemukan bunga untuk diguratkan dalam sajaknya
Begitulah, sajak-sajak rindu tak hanya pada sebuah bunga, terkadang ia ada pada hujan, telaga, bahkan ada pada air mata
Semua menjadi inspirasi bagi perindu untuk menuangkannya dalam sajak
Ketika imajinasi dan rasa saling bertautan