Mohon tunggu...
ady nugraha
ady nugraha Mohon Tunggu... Jurnalis - cuma seseorang yang beuki heureuy

Alumnus Sastra Indonesia Unpad

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Nilai Lebih Pernikahan Sistem Zonasi bagi Orang Pelit

22 Juli 2019   17:15 Diperbarui: 22 Juli 2019   22:39 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Regulasi pernikahan sistem zonasi sebetulnya bukan momok yang harus ditakuti.  Malah, bisa jadi itu merupakan sesuatu yang menguntungkan. Setidaknya, menurut pendapat saya. 

Banyak yang bilang saya adalah orang pelit. Tadinya, saya kira stigma tersebut masih bisa diperdebatkan. Mereka bilang saya pelit, tapi saya merasa saya irit. 

 Namun setelah baca sebuah artikel di salah satu website populer, pada akhirnya saya harus menerima fakta bahwa barangkali saya memang pelit. Ada beberapa ciri orang pelit yang termaktub di artikel tersebut, 

1. Males Bawa Uang Cash

2. Menghindari Pajak

3. Cari Gratisan

4. Meminimalisir Pengeluaran

5. Pemburu Quiz

Poin ke 1, saya memang termasuk orang yang jarang bawa uang cash kalo kemana-mana. Saya lebih setuju membawa uang secukupnya, bahkan terkadang sekurangnya. Lalu yang kedua, saya juga termasuk orang yang ga rela bayar pajak sewaktu makan di restoran tertentu. Contoh nih, misalkan total makanan yang harus saya bayar 50.000 ditambah pajak 5000 rupiah, maka saya akan membayar yang 10 persen itu dengan penuh ketakrelaan.

Lalu soal suka gratisan, saya juga memang tak bisa pungkiri. Contoh, saya sering download beberapa aplikasi belanja online cuma buat dapat barang gratisan pada pesanan pertama. Setelah barang diterima, aplikasi saya hapus, yang penting barang gratis udah saya terima (jahat ga sih?). 

Untuk poin nomor 4, sudah dijelaskan dan masih nyambung sama poin 1. Sedangkan untuk poin terakhir, saya juga memang pemburu kuis. Saya sering ikutan beberapa kuis berhadiah melalui media sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun